Lucy Sycilia : Rekrutmen SDM di Era Digital Harus Lebih Inovatif
Era disrupsi akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang kian pesat, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para Human Resources Development (HRD) dalam melakukan rekrutmen dan mengelola karyawan. Apalagi menghadapi generasi milenial yang sejak kecil sudah akrab dengan kemajuan dunia digital. Bagi HRD proses rekrutmen tak bisa lagi mengandalkan pola lama yang konvensional, namun harus lebih kreatif dengan mengadopsi inovasi baru berbasis digital technology.
Suka tidak suka, teknologi digital merupakan masa depan bagi banyak kalangan dunia usaha. Terlebih lagi dalam memasuki era baru, revolusi industri keempat atau Industri 4.0 yang sudah di depan mata. Ke depan akan makin banyak dunia usaha dan pelaku industri yang mengimplementasikan sistem IT (Information Technology) dan mesin otomasi yang digerakkan aplikasi digital untuk menopang kegiatan produksi dalam perusahaanya.
Fenomena ini tak pelak juga menuntut semua departemen di perusahaan untuk bisa menyesuaikan diri. Tak terkecuali bagi HRD dalam mengelola dan mengembangkan SDM. Tak hanya untu pengembangan SDM yang sudah existing, namun juga perlu inovasi dan kreatifitas baru saat melakukan rekrutmen agar bisa menghasilkan talenta dan kandidat SDM qualified untuk menghadapi tantangan baru yang makin sarat persaingan ini.
“Di era digital, tantangan rekrutmen karyawan juga makin kompleks yang menuntut adanya inovasi dan kreatifitas baru dari para HRD untuk bisa menghasilkan SDM pilihan dengan kemampuan plus, sesuai spesifikasi dan kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Anda sebagai Human Capital Practitioners, tentu sepakat bahwa karyawan merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi ataupun perusahaan. Setiap organisasi memerlukan SDM qualified untuk mengoperasikannya. Sehingga proses recruitment dan pengembangan yang makin berkualitas di era digital ini sangatlah penting untuk mendapatkan kandidat terbaik sesuai kebutuhan perusahaan,” papar Human Resources (HR) Director PT Dharma Satya Nusantara Tbk. Lucy Sycilia, saat menjadi panelis seminar di ajang “HR Expo 2019“ yang dihelat Intipesan pada Rabu (11/12) yang berlangsung di JCC (Jakarta Convention Center) Senayan, Jakarta.
Bersama pembicara lainnya, perempuan yang sebelumnya pernah menjabat Human Capital & GA Director di PT Elnusa Tbk ini, dalam kesempatan itu membawakan materi bertema “Stratregy to Recruit Resilient Talent in Digital Era. Dikatakan di era teknologi digital yang makin berkembang pesat dewasa ini, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang qualified dalam upaya membangun daya saing perusahaan, juga menjadi tantangan krusial yang menuntut kejelian dan keahlian tersendiri dari tim recruiter maupun HC Practitioners perusahan. Apalagi di tengah persaingan bisnis yang juga makin ketat, termasuk dengan hadirnya perusahaan baru start up, serta adanya tren perubahan lingkungan dan gaya hidup masyarakat yang semakin banyak mengandalkan teknologi digital.
“Mau tidak mau, tren dan dinamika baru ini juga harus diperhatikan, termasuk dari saat proses rekrutmen dengan tahapan, maupun standar baru yang releven sesuai kualifikasi dan kebutuhan perusahaan. Makanya tim recruiter yang terlibat dalam proses rekrutmen ini, juga harus solid dan qualified dengan melibatkan departemen atau bagian yang membutuhan. Kalau di perusahaan kami, tolok ukur keberhasilan rekrutmen ini akan dilihat selama enam bulan kemudian. Kalau dalam enam bulan bisa lolos dan terus bertahan, berarti proses rekrutmennya berhasil, tetapi kalau banyak yang terhenti, berarti rekrutmennya gagal. Tentu banyak aspeknya, tetapi bisa juga karena proses rekrutnya yang asal-asalan tidak sesuai standar. Intinya proses rekrutmen harus makin berkualitas dengan upgrade proses dan standar sesuai tuntutan era digital. Mendapatkan kandidat berkaliber tinggi juga menuntut HRD lebih cerdas dan aktif menciptakan inovasi bermutu. Makanya tim recruiter juga harus kuat, kreatif, termasuk aktif memantau dan mencrmati social media yang banyak digunakan masyarakat. Terlebih kaum milenial dewasa ini,” ujar Lucy Sycilia yang kini menangani ribuan karyawan dari berbagai latar belakang di perusahaannya saat ini (PT Dharma Satya Nusantara Tbk).
Menurutnya di tengah kemajuan teknologi informasi, proses rekrutmen karyawan juga harus bisa menyesuikan diri dengan mengadopsi sistem IT. Tanpa dukungan sistem IT, bisa menghambat kinerja perusahaan. Apalagi jika ada departemen atau bagian yang membutuhkan dalam waktu cepat, sementara sistem dan infrastruktur di internalnya tidak tersedia. Apalagi bagi perusahaan besar yang memiliki wilayah produksi tersebar di berbagai daerah. Misalnya perusahaan perkebunan dengan head office di Jakarta, kemudian ada perkebunan di Kalimantan, produksi di Jawa, dan lainnya seperti di perusahaannya saat ini.
“Kecepatan informasi untuk pengambilan keputusan sangat penting. Dengan menggunakan system aplikasi IT, semua bisa terintegrasi dengan proses yang cepat, bahkan real time. Sehingga HR Departemen bisa cepat ambil keputusan. Kalau memang urgent dan butuh cepat, misalnya untuk mengisi kekosongan posisi menager atau kepala divisi yang tiba-tiga resign, ya.. harus pakai jalur shortcut. Bisa meng-hire atau melalui jasa head hunter. Makanya HR Departemen juga harus jeli, termasuk aktif memantau perkembangan dan tren perkembangan dunia digital, ” ujarnya.
Dikatakan, sebagai tools (alat), implementasi IT sebagai bagian dari transformasi digital bisnis, sangat penting. Penggunaan IT akan memudahkan dan mempercepat proses rekrutmen karyawan. Mulai mulai dari penyebaran informasi mengenai lowongan atau jobs opportunity melalui sistem online atau jaringan media sosial yang juga kian banyak digunakan masyarakat. Era digital juga menciptakan job seeker yang lebih cerdas, di mereka tak beda dengan seorang pembeli. Bila job seeker mudah dalam menemukan banyak informasi mengenai perusahaan yang akan disasar, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri. Untuk mendapatkan kandidat yang berkualitas. Dalam hal ini juga menuntut HR lebih cerdas dan aktif menciptakan konten lowongan kerja dan membentuk company branding yang bermutu melalui berbagai media online, termasuk website perusahaan.
Apalagi hampir semua perusahaan, termasuk yang ada di daerah-daerah seperti perkebunan, saat ini juga sudah banyak yang membangun website dan menyediakan kanal media sosial yang bisa diakses oleh masyarakat luas dari manapun untuk mendapatkan berbagai informasi terkait perusahaan. Mulai dari kegiatan usaha, produksi, hingga peluang karir (jobs opportunity). Sehingga hal ini juga memudahkan perusahaan melakukan corporate branding, termasuk proses rekrutmen, di mana pengumuman dan informasi lowongan jobs bisa dilakukan melalui website atau sejenisnya. Sistem ini menjadi lebih efisien dan cepat dalam mendapat respons dari pelamar yang dilakukan melalui aplikasi online.
Menurutnya apapun metode dan pendekatannya, proses rekrutmen karyawan di level manapun harus berorientasi pada kebutuhan perusahaan. Banyak perusahaan memiliki kinerja yang buruk karena saat rekrut sumber daya manusia tidak fokus pada kebutuhan. Dalam hal ini pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) harus mendasarkan pada pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Konsep rekrutmen dan pengembangan SDM perlu memperhatikan aspek kompetensi, bakat, dan ketahanan karyawan. Aspek kompetensi adalah nilai potensial jangka panjang dan sumber potensial bagi keunggulan kompetitif perusahaan. Sementara aspek bakat dan keahlian menjadi titik kritis bagi perusahaan untuk posisi yang dibutuhkan. Dengan aspek ketangguhan, karyawan akan mampu menghadapi persaingan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.
“IT sebagai tools (alat) berikut infrastruktur pendukung itu penting. Makanya HR Departement harus punya aplikasi dan helpdesk khusus untuk mendukung pengembangan SDM. Tidak harus membangun system dendiri dari nol yang bisa memakan waktu dan butuh tenaga khusus yang menguasai IT, tetapi bisa beli system software aplikasinya untuk dioperasikan sendiri. Apalagi sekarang banyak software developer yang menyediakan aplikasi yang siap atau tinggal pakai,” ujarnya.
Di akhir presentasinya, ia menandaskan IT dan infrastruktur sebagai tools memang penting. Namun dalam proses rekrutmen, prosedur, standar dan kualifikasi kandidat, tetap harus diutamakan dsesuai kebutuhan kebutuhan. Kualifikasi indikatornya bisa didapat melalui berbagai cara. Seleksi berkas, termasuk pada saat interview.
“Intinya dalam merekrut harus sesuai kebutuhan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Basic-nya kompetensi dan kehahlian sesuai job yang akan dikerjakan. Jadi tidak harus pintar, yang penting punya kompetensi dan punya loyalitas,” tandasnya.
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS