Lima Cara Meningkatkan Ketrampilan Karyawan Menurut Heidi Zak
Seorang pemimpin perusahaan pasti pernah meredakan konflik antara dua manajernya yang berbeda pendapat, menenangkan klien yang frustrasi, bekerja dengan anggota tim yang emosional dan merayu investor yang rewel. Untuk menangani situasi tersebut, seorang pemimpin harus punya keterampilan khusus.
Tugas seorang pemimpin perusahaan yang paling penting dan seringkali paling sulit adalah mengelola karyawannya secara efektif. Setiap karyawan, klien, investor, anggota dewan komisaris dan penasihat perusahaan adalah seorang manusia yang punya kepribadian, emosi dan cara berkomunikasi tersendiri. Dengan mengetahui cara bekerjasama, memotivasi dan memberi pengaruh positif kepada banyak karakter itu, seorang pemimpin dapat membawa perusahaannya menuju kesuksesan.
Singkat kata dalam sebuah bisnis, meningkatkan ketrampilan karyawan merupakan hal yang sangat penting.
Dalam lingkungan profesional, sebagian besar ketrampilan karyawan tersebut berupa “tampilan eksekutif.” Harvard Business Review menggambarkannya sebagai kombinasi antara rasa percaya diri, ketenangan dan kepribadian asli yang diperlukan untuk melakukan tugas. Ketrampilan ini menunjukkan bahwa seseorang mampu bertanggung jawab dan pantas untuk itu.
Tentu saja, ketrampilan karyawan itu lebih dari sekadar bertanggungjawab. Karena manusia itu bersifat dinamis, karyawan yang sangat trampil akan mampu menggunakan berbagai pendekatan untuk menangani situasi yang berbeda.
Berikut ini adalah empat pemimpin bisnis yang siap membantu kita untuk mengatasi situasi yang sulit dan tidak nyaman dengan menggunakan dua prinsip dasar, yaitu perhatian dan kebaikan.
1.Melakukan pendekatan yang tepat
Sebagian besar diskusi alot yang terjadi di tempat kerja berkisar pada masalah kinerja atau strategi bisnis. Untuk mempersiapkan dan melaksanakan diskusi seperti itu,ada lima hal yang perlu diperhatikan:
1.Libatkan semua orang terlebih dahulu. Jangan sampai ada yang terlewat.Semua karyawan pantas untuk ikut serta memikirkan topik itu.
2.Bekerjasamalah untuk menemukan titik temu. Posisikan diskusi tersebut sebagai ajang bagi pemimpin dan karyawan bekerja bersama menemukan solusi.Jangan menyalahkan atau menimpakan beban kepada orang lain.
3.Hentikan diskusi itu jika situasinya semakin tidak jelas. Tidak semua diskusi yang alot menarik untuk diikuti. Jika hal itu terjadi,sebaiknya hentikan diskusi itu dengan segera. Beberapa orang mungkin akan menyelesaikan obrolannya. Tetapi jika kita tidak bisa lagi berdiskusi secara rasional, maka biarkan mereka tenang terlebih dulu sebelum diskusi itu dilanjutkan.
4.Ajukan sebanyak mungkin pertanyaan untuk mendapatkan kejelasan tentang suatu situasi. Kehidupan pribadi dan pekerjaan kita sekarang ini makin terkait daripada yang kita pikirkan. Kita mesti memiliki pemahaman yang baik tentang masalah yang sebenarnya dan apa yang terjadi di balik kehidupan seseorang sebelum dapat memecahkan sebuah masalah.
5.Mengakhiri diskusi itu dengan nada positif. Suasana optimis akan tercipta jika kita mengatakan, “Saya mengerti ini bukan diskusi yang mudah. Tetapi saya menghargai Anda semua bersedia duduk bersama dan membahasnya bersama saya.” Sebuah komentar positif akan membuat pemimpin perusahaan beserta karyawan menganggap bahwa diskusi itu sebagai kepentingan sesaat,bukannya sesuatu yang harus dipikirkan selama berminggu-minggu.
Sumber/foto : theladders.com/businessinsider.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS