Ernst & Young 2021 : 54% Karyawan Menginginkan Fleksiblitas Bekerja Tetap Ada di Masa Depan
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ernst & Young 2021 Work Reimagined Employee Survey kepada pekerja di seluruh dunia menunjukkan, sebagian besar dari mereka (54%) akan meninggalkan pekerjaan pasca pandemi COVID-19 jika perusahaan tidak memberikan alternatif fleksibilitas dalam bekerja.
Survei juga menemukan bahwa sembilan dari sepuluh karyawan menginginkan fleksibilitas di mana dan kapan mereka bekerja. Dengan adanya pilihan tersebut, lebih dari separuh responden karyawan (54 persen) akan memilih fleksibilitas dalam bekerja. Sebagai perbandingan, 40 persen menginginkan fleksibilitas di tempat mereka bekerja.
Secara umum rata-rata karyawan ingin bekerja antara dua dan tiga hari dari jarak jauh setelah pandemi. Ketika pembatasan pandemi mereda di negara mereka, 22 persen lebih memilih untuk bekerja penuh waktu di kantor, dengan 33 persen responden karyawan mengatakan mereka menginginkan minggu kerja yang lebih pendek sama sekali. Lebih dari setengah (67 persen) percaya bahwa produktivitas mereka dapat diukur secara akurat terlepas dari lokasi dimana mereka bekerja.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa jenis pekerjaan yang mungkin akan mengalami perubahan tersebut antara lain adalah mereka yang memiliki peran teknologi atau keuangan, dan termasuk pula para pimpinan ataupun manager.
Selain itu para karyawan yang termasuk dalam generasi baby boomer, individu dengan masa kerja 10+ tahun, dan mereka yang memegang peran pemerintah atau pendidikan merupakan sebagian yang mampu bertahan terhadap perubahan tersebut.
Ernst and Young juga menyebutkan bahwa sikap karyawan terhadap retensi pekerjaan ternyata memiliki perbedaan pemahaman berdasarkan usia, dimana pada gen milenial dua kali lebih mungkin untuk berhenti daripada baby boomer.
Terlepas dari keinginan untuk pindah pekerjaan untuk pengaturan kerja yang lebih fleksibel, sebagian besar responden karyawan (76 persen) mengatakan mereka puas dengan pekerjaan mereka, dan hampir semua (93 persen) mengatakan mereka berencana untuk tetap dalam peran mereka saat ini selama 12 bulan ke depan.
Sementara itu sebagian karyawan dalam mengambil sikap sistem, pola kerja dan budaya kerja yang ada sekarang ini, sebagian besar besar menyambut positif. Hampir setengah (48 persen) dari karyawan mengatakan budaya organisasi mereka telah berubah dan membaik selama pandemi COVID-19, sementara hanya 31 persen yang percaya budaya itu memburuk.
Sementara itu untuk aspek keselamatan dan kesehatan pekerja, penelitian tersebut menemukan bahwa 61 persen karyawan tetap menginginkan perusahaan mereka menjadikan vaksinasi sebagai prasyarat untuk bekerja dari kantor. Sikap terhadap vaksinasi bervariasi antar geografi, dengan 66 persen responden di Amerika Selatan setuju bahwa perusahaan harus mewajibkan vaksinasi untuk semua karyawan, dibandingkan dengan rendahnya komparatif 52 persen di EMEIA atau di negara-negara kawasan Eropa, Timur Tengah, India dan Afrika.
Sumber/foto : hrmasiamedia.com/theconversation.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS