Ekuslie : Membuat KPI Dengan Filosofi SMART
KPI merupakan bagian dari perencanaan kinerja atau disebut sebagai performance planning. Sehingga ketika organisasi membuat suatu rencana kinerja, akan jauh memudahkannya untuk mempersiapkan dan melakukan apa saja yang akan dijalankan sepanjang tahun kinerja tersebut. Hal tersebut dijelaskan oleh Ekuslie Goestiandi, Pengamat Manajemen dan SDM kepada Redaksi Intipesan dalam Seminar Effective Performance Management pada Rabu (4/3) di Aryaduta Jakarta.
Dirinya juga mejabarkannya lebih jauh bahwa dengan perencanaan tersebut akan mempermudah organisasi, karena pada akhir tahun perusahaan punya standard untuk memberikan penilaian kepada kinerja karyawan. Sehingga mereka tahu secara persis tolak ukur apa yang akan digunakan untuk membuat penilaian kepada karyawan.
Menurutnya ada hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan KPI. Pertama seorang seorang individu itu harus menurunkan KPI dari atasannya. Kemudian, atasannya menurunkan KPInya lagi dari atasan yang lebih tinggi.
“Atau di dalam manajemen kita mengatakan itu dideployee. Jadi KPI perusahaan itu dijabarkan ke bawah. Sehingga ada kesinambungan antara KPI individu dengan KPI atasannya, dan KPI atasannya dengan KPI organisasi,” ungkap Ekuslie.
Kedua, KPI itu harus diselaraskan juga dengan fungsi-fungsi di sekitarnya.
“Jadi orang HRD harus menyeleraskan KPI dengan orang marketing, dengan orang operations dan lainnya,” tuturnya.
Dirinya menyebut bahwa dalam istilah manajemenen, harus ada alignment.
“Jadi pembuatan KPI yang baik harus mengikuti prinsip deployement dan juga harus mengikuti prinsip alignment,” lanjutnya.
Selain itu, KPI juga harus dirumuskan dengan yang disebut sebagai smart, yaitu Specific, Measurable, Attainable, Relevant dan Timebond.
“Kenapa saya ditambah ambisius ? Karena kalau kita bisa mencapai target yang ambisius maka seseorang tidak hanya maju, tetapi juga harus bisa bersaing secara kompetitif dengan perusahaan-perusahaan sekitarnya,” terang Eskulie.
Juga hal yang lebih penting adalah rumusan KPI yang smart itu, harus ditindaklanjuti dengan komitmen. Karena komitmen bisa merubah sebuah rencana kinerja, menjadi tindakan nyata atau menjadi kinerja yang sesunggyuhnya.