Delapan dari Sepuluh Karyawan di Singapura Lebih Menyukai WFH
Selama masa pandemi Covid19 banyak karyawan melakukan kegiatan kantor dari rumah, dan ini kemudia lambat laun menjadi hal umum di berbagai belahan dunia. Sebagian perusahaan melakukannya dengan harapan ketika kondisi sudah aman, para karyawan kembali bekerja di kantor.
Namun demikian tidak semua karyawan ataupun perusahaan memiliki pemikiran yang sama. Seperti Microsoft.yang justru mengadopsi sistem kerja dari rumah secara permanen, bahkan meskipun ketika pandemi telah usai dan kantor mulai dibuka kembali. Sebagian lagi melakukan pola kerja hybrid, dimana karyawan diizinkan hanya bekerja di kantor selama separuh dari waktu kerja sebelumnya dan bisa menerima persetujuan dari manajer mereka untuk tetap WFH tanpa batas waktu.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Straits Times terhadap sekitar 1800 karyawan di sana mendapatkan hasil, bahwa 8 dari 10 karyawan lebih menyukai untuk bekerja di rumah ataupun dengan pola pengaturan kerja secara fleksible. Hanya ada dua responden yang setuju untuk tetap bekerja di kantor.
Sebagian besar karyawan tersebut memilih pola kerja seperti di atas, karena masih merasakan kekhawatiran ketika harus melakukan perjalanan ke kantor. Atau bahkan ketika mereka harus bekerja di ruangan tertutup bersama rekan kerja yang lain. Karena hal ini akan meningkatkan kemungkinan terinfeksi oleh penyakit Covid19 ataupun penyakit menular lainnya yang lebih lazim seperti influenza. Bahkan tiga dari 10 responden juga merasa bahwa memakai masker di kantor, justru akan membuat mereka dan rekan kerja yang lain merasa tidak nyaman dan ini tentunya akan mengganggu suasana kerja di kantor.
Selain itu empat dari 10 pekerja menginginkan pilihan untuk membagi waktu antara kantor dan rumah mereka, sementara lebih dari empat dari 10 karyawan mengatakan bahwa mereka ingin terus mempertahankan pola kerja dari rumah.
Namun demikian banyak karyawan yang terus bekerja dari rumah, juga merasa khawatir bahwa jam kerja mereka akan mengalami perubahan menjadi lebih lama dan berpotensi buruk terhadap hubungan sosial dengan keluarga karena adanya gangguan yang terjadi. Sehingga berakibat pada penurunan produktivitas mereka.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden survei merasa bahwa bekerja dari rumah membantu mereka menghemat uang, sementara tujuh dari 10 mengatakan bekerja dari rumah meningkatkan kesehatan mental mereka.
Dari berbagai temuan penelitian tersebut setidaknya akan membuat para penentu kebijakan di perusahaan dan organisasi untuk menghabiskan lebih banyak waktu guna berkomunikasi dengan karyawan mereka. saat mengambil keputusan untuk melanjutkan kerja jarak jauh atau kembali ke kantor. Karena setengah dari responden survei juga merasakan kekhawatiran yang berlebihan terhdapa hukuman yang mungkin diberikan kepada mereka, apabila mereka menyatakan persetujuannya terhadap preferensi positif untuk bekerja dari rumah.
Sumber/foto : hrasiamedia.com/totaljobs.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS