Bagaimana Cara Mengomunikasikan Perubahan Tunjangan Kesejahteraan Karyawan
Dalam sebuah diskusi terbaru, para praktisi HR membahas tantangan dalam mengelola perubahan tunjangan kesejahteraan karyawan. Topik ini sangat penting, terutama ketika perusahaan perlu menghapus atau mengubah tunjangan yang sudah menjadi keuntungan bagi para karyawan.
Diskusi dimulai dengan pertanyaan dari salah seorang peserta Seminar 9th Asia Pacific HR Forum yang berlangsung bulan lalu di Bali kepada pembicara Panchalee Weeratammawat, Chief People Officer, Central Retail Corporation dari Thailand yang pada intinya mennyakan bagaimana strategi komunikasi terbaik yang harus disampaikan kepada karyawan mereka, ketika harus menghapus tunjangan dari karyawan.
Pertanyaan ini sangat relevan, terutama di Indonesia, di mana menghapus tunjangan yang sudah ada dapat memicu reaksi yang kuat dari karyawan.
Panchalee Weeratammawat menjelaskan, penting bagi pemimpin untuk merasa yakin dengan keputusan yang diambil sebelum mengomunikasikannya kepada karyawan.
“Sebagai CPO, saya harus memastikan bahwa saya setuju dengan keputusan untuk menghapus suatu tunjangan. Jika saya tidak yakin itu langkah yang benar, saya tidak bisa menyampaikannya dengan baik,” ujarnya.
Ini menunjukkan pentingnya keyakinan pribadi dalam kepemimpinan, terutama saat menyampaikan berita yang mungkin tidak disukai.
Setelah keputusan diambil, komunikasi yang efektif menjadi kunci. Ibu Panchali menekankan pentingnya pendekatan yang terbuka dan empatik:
“Saya selalu menempatkan karyawan di pusat diskusi. Komunikasi adalah kunci; saya berusaha menyampaikan pesan dengan jelas dan positif.”
Dengan cara ini, kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dapat terjaga, dan perasaan negatif dapat diminimalkan.
Diskusi juga membahas berbagai situasi di mana perusahaan beroperasi. Ibu Panchali mencatat bahwa saat perusahaan dalam keadaan baik, mereka mungkin lebih banyak memberikan tunjangan. Namun, dalam kondisi sulit, pengurangan anggaran mungkin diperlukan.
“Penting untuk memahami seberapa lama tunjangan yang kami tawarkan dapat dipertahankan. Jika suatu tunjangan tidak dapat terus ada, kami harus menjelaskan alasannya dengan jelas.” katanya.
Dirinya juga menekankan perlunya melibatkan tim lain dalam komunikasi.
“Sangat penting untuk mempertimbangkan dampak perubahan ini secara keseluruhan. Karena ini untuk menjawab kekhawatiran dari tim lain, yang dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman dan menjaga semangat kerja.”tambahnya.
Diskusi ini menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan yang perlu dijaga oleh pemimpin HR dalam hal tunjangan kesejahteraan karyawan. Dengan mengutamakan komunikasi yang jujur, empati, dan pemahaman situasi, perusahaan dapat lebih baik dalam mengelola tunjangan.
“Apa pun yang ingin Anda sampaikan harus dapat dipahami dengan baik, sehingga karyawan merasa dihargai dan diperhatikan, meskipun di tengah perubahan yang sulit.” tambahnya.
Dalam dunia sumber daya manusia yang terus berubah, wawasan ini dapat menjadi panduan untuk membangun budaya kerja yang kuat, bahkan ketika harus menghadapi penyesuaian yang diperlukan.
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS