Merekrut Talent Milenial Lewat Strategi Employer Value Preposition
Ketatnya persaingan bisnis atau perusahaan sekarang ini, bukan terbatas hanya pada segi produk atau jasa saja tetapi juga dari sisi talent. Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan suatu strategi khusus yang disebut dengan employer branding. Ini adalah usaha perusahaan untuk mencari keunikan yang menjadi ciri khas, dimana para kompetitor tidak memilikinya sebagai strategi menarik talent atau yang sering disebut employer value preposition.
“Sama dengan marketing untuk produk dan jasa, employee branding adalah usaha kita untuk mencari hal unik employer value preposition. Artinya apa yang membedakan perusahaan tersebut dan unik dari orang lain,” kata Steven Yudiyantho, Head of Human Capital, Organizational and Performance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam sebuah wawancara bersama Redaksi Intipesan dalam Seminar Human Capital Global Business Strategy In Digital Era yang berlangsung pada Rabu (5/2) di Hotel Aryaduta, Jakarta.
“Kalau employer value preposition itu adalah kita benar-benar mencari keunikan dari perusahaan itu, sehingga karyawan bisa memilih perusahaan kita dibandingkan dengan perusahaan lain,” lanjutnya.
Tentu dalam hal ini employer branding sangat berkaitan erat dengan rekrutmen. Dimana rekrutmen bertindak sebagai frontliner perusahaan.
“Jadi kalau kita gambarkan, marketingnya employer brandingnya itu adalah tim rekrutmen,” ungkapnya.
Steven juga menjelaskan lebih jauh bahwa peran human capital itu sendiri didalam employee branding, lebih seperti janji perusahaan pada karyawan. Dimana human capital (HC) harus menjaga, agar janji tersebut terpenuhi.
“Jangan sampai misalnya sebuah produk itu kita lihat di iklannya punya keunikan yang praktis, tahan lama. Tetapi ternyata baru dipakai sebulan aja sudah rusak,” ungkapnya.
Steven menambahkan, bahwa HC sendiri ini seperti high quality assurance yang memastikan bahwa janji kepada kandidat terpenuhi ketika benar-benar dia menjadi karyawan.
“Untuk dapat menarik talent dari generasi milenial, maka organisasi dalam melakukan employee branding dapat melakukan empat hal khusus. Seperti penguatan pada brand, purpose, culture, dan opportunity,” tutupnya.(Artiah)